JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Era digital belakangan ini secara tak langsung mendorong ibu-ibu rumah tangga kian memiliki peran strategis di bidang ekonomi. Salah satu fakta tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Ia mengatakan ibu-ibu memiliki peran strategis dalam sektor pariwisata guna mencapai target devisa negara sebesar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 77,9 triliun.
“Dari sisi capaian devisa pariwisata yang targetnya US$ 5 miliar, bagaimana kita mencapainya? Tentu dengan memperpanjang lama tinggal (lenght of stay) dan kualitas belanja dari masing-masing wisatwan, baik mancanegara maupun Nusantara. Sekali lagi ini peran dari ibu-ibu yang akan strategis,” kata dia dalam acara ‘The Weekly Brief With Sandi Uno’, Senin (9/1/2023).
Sandiaga lalu menanyakan pada audiens tentang siapa yang akan menentukan lama tinggal di suatu destinasi. Saat itu dari para audiens terdengar kompak jawaban ‘ibu-ibu’.
“Kalau mau healing lebih lama, dengarkan kata ibu-ibu. Jadi, kalau mau lebih lama tinggal di Bali, mau healing lebih lama tingal di Gorontalo, atau mau lebih lama tinggal di Danau Toba, kita harus dengarkan apa kata ibu-ibu. Mengenai quality of spending, yang belanja di daerah wisata dan sentra ekonomi kreatif, siapa yang menentukan belanja? Ibu-ibu,” ujar Sandi.
Oleh karena itu, kata dia, para penyelenggara pariwisata sebisa mungkin menawarkan beragam potensi wisata kepada kaum ibu-ibu tersebut.
Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan upaya Kementerian Parekraf menghadapi potensi resesi di 2023.
Sandiaga mengatakan, pihaknya akan fokus pada pasar-pasar besar seperti India, Australia dan Selandia Baru yang tidak termasuk zona resesi, serta Malaysia dan Singapura yang terus bertumbuh.
Selain itu, Sandiaga menuturkan Kemenparekraf juga fokus mendorong pergerakan wisatawan Nusantara untuk mencapai target 1,2 – 1,4 miliar. Dia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat didorong pergerakan wisatawan Nusantara.
“Saya bersama dengan Ibu Nia (Deputi Bidang Kebijakan Strategi Kemenparekraf) sedang melihat bagaimana definisi pergerakan wisatawan Nusantara antar kabupaten lebih dari enam jam bisa dipicu dengan kegiatan-kegiatan, seperti event wisata kuliner, wisata shopping, wisata healing, maupun wisata-wisata di desa-desa wisata sekitar kita,” tutur Sandiaga.