Beranda Daerah Solo Tak Terima Ditegur Satpol PP, Pedagang Rambutan di Solo Viral di Media...

Tak Terima Ditegur Satpol PP, Pedagang Rambutan di Solo Viral di Media Sosial

Pedagang rambutan yang viral lantaran tak terima ditegur petugas Satpol PP / tangkapan layar

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Seorang pedagang rambutan di Solo viral lantaran tak terima ditegur Satpol PP karena berjualan di sekitar kantor Dinas Perhubungan Solo.

Dalam video yang diunggah akun instagram @sedulur_solo, Rabu (11/1/2023), terlihat seorang pedagang rambutan yang berjualan di samping kantor Dinas Perhubungan menyampaikan keluhannya pada Gibran.

“Mas Gibran kulo angsal teguran mas, saking bapak-bapak satpol pp. Ngeten mas kulo niki sadean teng mriki, samping dishub sampun lumayan dangu.

Kulo sadean teng mriki awit bapak kulo teng mriki kulo sing nutukne mas. Tahun lalu mas jamane bapake jenengan tasih Walikota Solo bapak kulo niki angsal selter teng Manahan tapi ditinggal 1 minggu. Shelter dijual kalih pengurus mas.

Sak niki kulo angsal panggen ge pados pangan mas, ge nguripi anak buju kulo kalih wong tuo kulo. Sak niki kulo dikei mriki terus ketentuane kulo ngantos saget diparingi panggen mas sing sami ramene kados dalan mriki. Kulo mboten nopo-nopo.

Tapi kulo wong cilik kulo gih butuh pangan, kulo ijik pengen dodol teng mriki mas. Pripun sarane jenengan sebagai Walikota Solo sing sae mas. Kulo ngertos jenengan didikane bapake jenengan sae mboten enten sing elek. Matur nuwun mas Gibran.

 

Baca Juga :  KPK Jadi Sorotan, Digadang-Gadang Jadi Lembaga Yang Sangat Dipercaya, Terlihat Semakin Tidak Profesional

Sementara itu, Kepala Satpol PP Solo, Arif Darmawan saat dihubungi menyebut bahwa teguran tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) yang ada.

“Sudah dilakukan penataan, bahwa kawasan Manahan itu tidak boleh ada pedagang kaki lima (PKL). Ada regulasinya ditaruh di Shelter Manahan kemudian untuk yang mobiling ditaruh di parkiran Gedung Wanita,” terang Arif Darmawan.

Regulasi tentang PKL tertera dalam Perda no. 3 tahun 2008 tentang pengolaan PKL.

“Itukan di lingkungan instansi pemerintah, lingkungan sekolah, lingkungan tempat ibadah, taman kota  tidak boleh untuk kegiatan PKL. Dipasal itu juga disebutkan bahwa yang sebenarnya bisa dikenakan sanksi tipiring itu bukan hanya untuk pedagangnya tapi pembelinya diatur seperti itu,” katanya.

Arif lalu mengutarakan bahwa pedagang rambutan yang viral telah dilakukan pembinaan dan peringatan agar tidak berjualan di daerah tersebut.

“Mulai besuk tidak boleh ada disitu lagi. Sesuai dengan penataan dari dinas perdagangan. Untuk kebijakan penataan kan di dinas perdagangan. Kita hanya menjalankan regulasi kebijakan dari temen-temen OPD pembinanya seperti apa kita laksanakan,” tandasnya.

Sementara itu Walikota Solo, Gibran Rakabuming saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa telah memanggil Kepala Satpol PP Solo, untuk mencari pedagang tersebut.

Baca Juga :  Rayakan HUT ke-280 Kota Solo, Tokopedia dan ShopTokopedia Rekomendasikan Brand Lokal

“Nanti biar dicari dulu ya, tadi saya sudah manggil pak Arif juga. Ditunggu aja kasusnya seperti apa. Apakah memang ga kebagian lahan,” jelasnya.

Ditanya soal solusi untuk pedagang tersebut, Gibran menyebut akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan dinas perdagangan.

“Ya nanti saya koordinasi sama dinas perdagangan dulu ya. Haruse semua pedagang lama terakomodir di shelter baru. Nanti saya coba koordinasi sama dinas perdagangan dulu ya. Tak carikan solusi,” pungkasnya. Ando