WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ternyata masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar 1 lantai daripada pasar tingkat alias 2 lantai atau lebih.
Kondisi ini terjadi di pasar tradisional.
Alasannya lebih kepada efektifitas dan efisiensi. Masyarakat cenderung enggan jika harus naik turun tangga menuju lantai 2 atau di atasnya.
Selain memakan waktu hal itu akan membuat capek.
Menurut Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Wonogiri Wahyu Widayati masyarakat lebih menyukai model pasar tradisional satu lantai.
“(Masyarakat) maunya begitu parkir langsung berbelanja dan selesai di lantai yang sama,” beber Wahyu Widayati, Rabu (18/1/2023).
Lantaran itu, dalam revitalisasi Pasar Krisak Selogiri dan Pasar Ngadirojo Wonogiri tahun ini, kedua pasar dibangun satu lantai.
“Pasar Krisak Selogiri bongkar total. DED (detail engineering design)-nya sudah ada, tinggal penyesuaian sedikit,” jelas Wahyu Widayati.
Sedangkan revitalisasi Pasar Ngadirojo Wonogiri, tidak dilakukan pembongkaran secara total.
Saat ini, disperindah dan UMKM Wonogiri sedang menyiapkan perangkat maupun administrasi terkait revitalisasi dua pasar tersebut.
Termasuk berkoordinasi dengan dinas terkait untuk analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) hingga Amdal Lalin (lalu lintas) kendaraan.
Ditargetkan, pada bulan ini, perangkat sudah siap, dilanjutkan penyusunan dokumen perencanaan seperti Amdal Lalin di Februari, serta lelang pada April.
“Targetnya enam bulan selesai,” kata Wahyu Widayati.
Soal pasar darurat, pedagang Pasar Ngadirojo Wonogiri dipindahkan sementara ke sisi timur pasar. Menurut Wahyu Widayati lahan sisi timur masih memungkinkan.
Sedangkan pedagang Pasar Krisak masih dikoordinasikan. Salah satu opsi, pedagang Pasar Krisak bisa bergeser di lahan milik Pemkab Wonogiri di depan kantor Satpas SIM.
Tahun ini Pemkab Wonogiri berencana merevitalisasi Pasar Krisak Selogiri dan Pasar Ngadirojo Wonogiri.
Pasar Krisak Selogiri dan Pasar Ngadirojo Wonogiri direvitalisasi dengan anggaran Rp10 miliar. Masing masing pasar mendapat kuota anggaran revitalisasi sebesar Rp 5 miliar.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan pasar menggambarkan pusat ekonomi berbasis kerakyatan. Di pasar tradisional, produk-produk seperti hasil panen masyarakat bertemu untuk diperjual belikan.
Tujuan dari revitalisasi Pasar Krisak Selogiri dan Pasar Ngadirojo Wonogiri, kata Bupati Jekek, yakni upaya pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur ekonomi. Agar daya dan fungsi pasar tradisional menjadi lebih optimal.
“Kalau pasarnya bersih, tertata dengan baik secara otomatis potensi ekonomi akan mengikuti. Karena akan lebih aman, lebih nyaman. Orang berkunjung juga mempunyai respon berbeda,” beber Bupati Jekek belum lama ini. Aris Arianto