Beranda Nasional Jogja Tikus Picu 4 Orang Warga Bantul Meninggal Dunia, Ini Faktanya

Tikus Picu 4 Orang Warga Bantul Meninggal Dunia, Ini Faktanya

ilustrasi leptospirosis
ilustrasi leptospirosis / pixabay

BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Empat orang warga Bantul tercatat meninggal dunia karena terjangkit penyakit leptospirosis selama tahun 2022 kemarin.

Menurut Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Bantul, Abednego Dani Nugroho, selama tahun 2022 lalu, total ada 137 kasus leptospirosis di Kabupaten Bantul.

“Dan dari total 137 kasus itu, empat orang di antaranya meninggal dunia,” ujarnya Sabtu (21/1/2022).

Ia menjelaskan, leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang ditularkan melalui hewan perantara seperti tikus dan lainnya.

Proses penularan leptospirosis biasanya terjadi melalui kencing tikus yang masuk melalui anggota badan yang terluka.

Masyarakat pun diimbau untuk mewaspadai penyakit ini, karena leptospirosis dikategorikan sebagai penyakit dengan tingkat bahaya cukup tinggi.

“Selain dapat merusak organ vital manusia, penyakit ini juga bisa mengakibatkan kematian,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Abed itu  mengatakan, di tahun 2023 ini, pihaknya belum mendapatkan adanya laporan penyakit leptospirosis dari rumah sakit maupun Puskesmas.

Baca Juga :  Kedapatan Buang Sampah dari Jogja ke Saptosari, Gunungkidul, 5 Truk Diamankan

Namun demikian, dirinya mengimbau agar masyarakat dapat mengenali gejala dari penyakit ini.

 

Dijelaskannya, mereka yang terjangkit penyakit leptospirosis, biasanya mengalami demam secara mendadak, kemudian pusing, mata merah, badan lemah, kemudian disertai dengan nyeri otot pada betis.

“Kalau mengalami tanda-tanda tersebut apalagi disertai nyeri betis harus segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat, karena obat untuk leptospirosis sudah banyak tersedia di sejumlah fasilitas kesehatan,” katanya.

Lebih lanjut, Abed mengatakan bahwa penyakit ini tidak menular dari manusia ke manusia, namun  ia meminta kepada masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan membersihkan lingkungan rumah agar tidak menjadi sarang tikus. Apalagi saat musim penghujan seperti saat ini.

“Terutama juga bagi masyarakat yang sering beraktivitas di tempat berair seperti di sawah,” ucapnya.

Dirinya juga berpesan agar masyarakat dapat selalu mencuci tangan dan kaki sebelum dan sesudah beraktivitas.

Baca Juga :  PakNas Gelar Rembuk Konsumen, Soroti Kebijakan Diskriminatif terhadap Konsumen Tembakau

Apalagi bagi mereka yang beraktivitas yang berdekatan dengan sarang-sarang tikus, seperti sawah, sungai, kandang, atau kebun yang kotor.

“Selain itu, masyararakat diimbau untuk rutin membersihkan lingkungan dengan memakai alat pelindung diri seperti sepatu bot dan sarung tangan, utamanya saat musim hujan yang berpotensi banjir atau air tergenang,” tandasnya.

www.tribunnews.com