SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Sragen memutuskan belum akan menutup pasar hewan meski serangan virus Lumpy Skin Disease (LSD) makin meluas.
Hingga kini, tercatat sudah 335 ekor sapi positif terpapar kasus LSD dan virus itu sudah menyebar hampir merata di 17 Kecamatan.
“Memang makin banyak yang lapor soal LSD. Kades Cepoko (Kecamatan Sumberlawang) tadi lapor, 30 sapi di desanya terkena (LSD). Saya akan panggil dinas secepatnya untuk memetakan langkah apa yang akan diambil. Kalau untuk opsi menutup pasar hewan, saya pikir belum,” ujar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati usai rapat paripurna DPRD setempat, Rabu (18/1/2023).
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Sragen, Toto Sukarno mengatakan, sejauh ini sudah ada 355 laporan kasus LSD.
Kasus LSD sudah menyebar di 17 kecamatan yang ada di Sragen. Kasus terbanyak ditemukan di Kecamatan Sukodono yakni sebanyak 155 kasus.
Kemudian Kecamatan Sumberlawang 60 kasus, Kecamatan Tanon 56 kasus dan Kecamatan Gesi 18 kasus. Untuk kecamatan yang belum ditemukan kasus LSD, yakni Kecamatan Jenar, Ngrampal, dan Gondang.
Meski kasus LSD terus meningkat, jelas Toto, pasar hewan di Kabupaten Sragen belum akan ditutup.
“Aktivitas lalulintas hewan ternak di pasar hewan masih dibuka semua, tidak ditutup,” jelasnya.
Tidak ditutupnya pasar hewan didasari faktor penularan LSD yang dinilai tidak seperti PMK (penyakit mulut dan kuku) yang dimungkinkan menular melalui udara.
“PMK bisa menular melalui udara, sedangkan LSD harus melalui vektor, kalau tidak ada gigitan tidak menyebar,” tandasnya. Wardoyo