Beranda Daerah Sragen 5.085 Anak Sragen Terkena Stunting, Pemkab Langsung Dibantu DAK Rp 5,37 Miliar...

5.085 Anak Sragen Terkena Stunting, Pemkab Langsung Dibantu DAK Rp 5,37 Miliar dari Pusat

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni didampingi Wabup Suroto dan Sekda Hargiyanto saat mengikuti rapat penanganan stunting dengan pusat. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp 5,37 miliar untuk pengadaan 477 paket antropometri yang nantinya diserahkan untuk sejumlah posyandu.

Hal itu menyusul kasus stunting di Sragen yang dinilai masih agak tinggi. Di tahun 2022 tercatat ada 5.085 anak di Sragen yang mengalami stunting.

Angka tersebut hampir 10% dari total anak balita yang tertimbang yakni 51.238 anak.

Sementara jumlah anak balita stunting di 2022 naik 732 anak bila dibandingkan data 2021 yang sebanyak 4.353 anak.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan bantuan itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy dalam Roadshow Daring Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di wilayah Provinsi Jawa Tengah Selasa (7/2/2023).

Roadshow virtual yang diikuti 12 Kabupaten / Kota di Jawa Tengah ini, diikuti juga oleh Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Wakil Bupati, Suroto, Sekda, Hargiyanto, Kepala OPD, Camat, Kepala Puskesmas, dan Kades/Lurah.

Antopometri Dicukupi DAK

Dalam arahan Menko PMK semua posyandu wajib dilengkapi dengan antropometri dan peralatan USG dalam penanganan stunting.

Ia menyatakan semua kebutuhan antropometri di semua posyandu akan dicukupi lewat DAK Kementerian Kesehatan di 2023 ini.

Baca Juga :  RSU Hastuti Sragen Resmi Dibuka oleh Bupati Yuni, Menjadi RS Ke-13 di Kabupaten Sragen

Bupati selaku Kepala Daerah diminta mengalihkan anggaran pengadaan antropometri untuk kegiatan penanganan stunting lainnya.

“USG dan antropometri akan dipenuhi Kemenkes tahun ini di dalam DAK. Segera mengajukan, tidak usah pakai APBD,” papar Bupati Yuni.

Sebagai informasi, paket antropometri adalah paket peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur tinggi badan, dan seterusnya bagi bayi dan anak di bawah lima tahun (balita).

1.229 Posyandu Belum Punya

Hingga tahun 2022, dari 1.607 posyandu yang tersebar di 25 puskesmas di Kabupaten Sragen, baru 378 posyandu yang mendapat fasilitas paket antropometri.

Sementara 1.229 posyandu lainnya belum ada fasilitas paket antropometri.
Untuk itu pada tahun ini, Pengadaan 477 paket antropometri digunakan untuk memfasilitasi 1.229 posyandu.

Jadi, diakhir 2023 nanti masih kurang 752 posyandu yang belum mendapat fasilitas paket antropometri.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengaku senang mendapat DAK berupa USG dan Antropometri dari Menko PMK. Menurutnya, reward itu merupakan wujud komitmen Pemkab Sragen entaskan stunting.

“Alhamdulillah, Informasi dari Menko PMK tadi semua fasilitas antropometri akan dicukupi semua oleh Kementerian Kesehatan. Kita akan ajukan kekurangan itu ke pusat. Kalau kekurangan itu tidak diakomodasi lewat DAK, rencananya kami bisa beli dengan APBD. Kami tanggung di 2024,” papar Bupati.

Baca Juga :  Wulan Purnama Sari, Anggota DPRD Jateng, Ajak Generasi Muda Sragen Promosikan Budaya Jawa Lewat Media Sosial

Rasio posyandu dan balita di Sragen itu 1:40. Artinya setiap satu posyandu melayani 40 bayi dan anak balita.

Pada kesempatan itu pula, Bupati berkesempatan memaparkan upaya Pemkab Sragen untuk mengatasi penurunan stunting dan kemiskinan dengan menggunakan sejumlah inovasi.

Di antaranya Desa Tumis (Tuntas Kemiskinan), CAKAR KAMIL (Cakram Pintar Kader Ibu Hamil), JIKA JITING (Siji Kader Siji Stunting), BUDIKDAMBER (Budidaya Ikan Dalam Ember), dan ISI PIRINGKU.

Sedangkan kondisi penduduk miskin ekstrem di Kabupaten Sragen mengalami penurunan yang signifikan, yaitu pada tahun 2020 berada di kisaran 2,29 persen dan tahun 2021 menjadi 0,26 persen. Wardoyo