JOGLOSEMARNEWS.COM – Media sosial bukan lagi suatu hal yang asing di tengah-tengah kehidupan masa kini. Bahkan, disadari atau tidak, media sosial sudah menjadi bagian penting dalam keberjalanan kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia, juga dunia.
Apalagi, fakta membuktikan bahwa media sosial selalu menawarkan segudang manfaat bagi penggunanya, antara lain bisa menjadi sarana hiburan, sarana mendapatkan informasi dan pengetahuan, sarana berbagi dan bercerita, serta sarana untuk meningkatkan pendapatan dan kekayaan pribadi.
Menurut McGraw Hill Dictionary, media sosial adalah suatu sarana atau platform yang digunakan orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual.
Seperti kita ketahui, banyak hal menarik yang dapat dilihat dan dinikmati di media sosial. Namun, penggunaan media sosial yang berlebihan nyatanya juga dapat memberikan dampak negatif bagi kehidupan, salah satunya sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental penggunanya.
Hal ini selaras dengan pernyataan psikolog klinis dari Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto. Dilansir dari Tempo.co, ia mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial yang tidak terkontrol bisa menyebabkan masalah kesehatan mental. Salah satunya masalah atensi, termasuk juga kecemasan dan penurunan kepercayaan diri.
Tak hanya pada pengguna umum, ia juga mengatakan bahwa kondisi tersebut bisa membawa risiko bagi para influencer yang dituntut menghabiskan banyak waktu untuk menggunakan media sosial.
Oleh sebab itu, Kasandra mengimbau kepada para influencer maupun pengguna lainnya untuk bisa mengontrol durasi menggunakan media sosial.
“Hal ini membawa risiko bagi para influencer yang dituntut untuk menghabiskan banyak waktu di media sosial. Tidak hanya itum keberadaan risiko ini juga ada pada pengguna media sosial. Maka dari itu, penting bagi influencer maupun pengguna untuk mengontrol aktivitas media sosial, misalnya dengan membatasi screen time,” ujar Kasandra.
Di samping itu, Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UI, Dicky Chresthover Peluppesy juga menyarankan agar setiap orang tidak hanya berfokus pada media sosial. Hal ini karena media sosial hanyalah dunia virtual.
Ia menambahkan bahwa kita juga perlu berinteraksi dengan lingkungan dan orang-orang terdekat yang berada di sekeliling, seperti sahabat, keluarga, guru, serta masyarakat.
“Media sosial itu adanya di dunia virtual, sementara kita juga punya kehidupan yang asli, sehari-hari. Di situ ada teman, keluarga, sahabat, guru, dosen, itu juga orang-orang yang bisa jadi sumber mendapatkan informasi, enggak cuma media sosial,” ujar Dicky.
“Artinya, di tengah mungkin serbuan gadget, terus mudahnya kita mendapatkan akses internet. Jangan lupa kita sebenarnya tetap hadir di dunia yang nyata,” tambahnya. Wahyu Fajar Lestari
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















