Beranda Umum Nasional Kasus Oplos Beras Bulog untuk Keuntungan Pribadi, Ini 7 Tersangka yang Sudah...

Kasus Oplos Beras Bulog untuk Keuntungan Pribadi, Ini 7 Tersangka yang Sudah Ditangkap

Kepala Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Beras Bulog bukanlah lahan untuk mencari keuntungan bagi pihak-pihak tertentu.

Namun faktanya, mencuat kasus pengoplosan beras Bulog oleh orang-orang tak bertanggung jawab demi mengeruk keuntungan pribadi.

Terkait kasus tersebut, sebanyak tujuh orang diamankan oleh Satgas Pangan Polda Banten dan sudah ditetapkan sebagai tersangka pada Jumat (10/2/2023).

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pelakunya adalah distributor atau pedagang yang memanfaatkan beras milik negara itu demi keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

Ia berujar distributor atau pedagang tersebut juga menjual beras Bulog di atas batas harga eceran tertinggi (HET) hingga di atas Rp 12.000 per kilogram.

“Distributor atau pedagang yang menjual beras Bulog di luar ketentuan harga tersebut masuk ke dalam pelanggaran hukum,” ujar Arief dalam keterangannya, Sabtu (11/2/2023).

Arief berujar, perlu ada penindakan tegas atau langkah penegakan hukum terhadap para pedagang atau distributor yang melakukan penyalahgunaan beras Perum Bulog.

Pasalnya, kasus tersebut membuat tujuan penyaluran beras Bulog untuk meredam kenaikan harga di level konsumen tak kunjung tercapai.

Berdasarkan pantauan Tempo, harga beras kualitas medium bahkan kini menyentuh angka di atas Rp 13.000 per kilogram.

Baca Juga :  Otorita IKN Ajukan Tambahan Rp 8,1 Triliun untuk 2025

Data terakhir Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Jumat (10/2/2023) menunjukan rata-rata harga beras kualitas medium mencapai Rp 13.050 per kilogram. Adapun HET beras adalah Rp 9.450 per kilogram.

Di Jakarta sendiri, per 11 Februari 2023 rata-rata harga beras medium mencapai Rp 13.230 per kilogram atau naik Rp 2.681 per kilogram dibandingkan sehari sebelumnya.

Bapanas menyatakan Bulog akan terus menggelontorkan beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) agar harganya bisa segera turun.

Adapun sampai dengan 9 Februari 2023, menurut catatan Bapanas, Bulog telah menyalurkan beras sebanyak 258 ribu ton beras untuk kegiatan SPHP atau operasi pasar.

Sebagai informasi, pemerintah sudah menetapkan batas harga beli tertinggi beras Bulog untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi harga adalah Rp 8.300 per kilogram.

Kemudian batas harga tertinggi beras Bulog di Pasar induk atau pasar besar adalah Rp 8.900 per kilogram. Lalu harganya di pasar kecil atau pedagang lainnya Rp 9.450 per kilogram.

SPHP atau operasi pasar beras akan terus dilakukan sepanjang tahun, terutama menjelang panen raya yang jatuh pada akhir Februari, hingga April 2023.

Baca Juga :  Kades Kohod Mulai  Bicara, Stt… Ada Sosok S sebagai  Dalang Pemalsuan Surat

Selain itu, Bapanas menyatakan telah melakukan percepatan pengiriman beras Bulog dari pelabuhan langsung ke gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, BUMD DKI Jakarta untuk memotong rantai distribusi, sehingga beras langsung disalurkan ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Selain itu, Bapanas mendorong masyarakat membeli beras Bulog di pasar retail modern yang kini baru tersedia di Hypermart, Ramayana, Indogrosir, dan Transmart. Harga yang dibanderol adalah Rp 47.250 per 5 kilogram.

www.tempo.co