JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Aksi penjarahan ternyata adalah soal kesempatan. Tak beda jauh dengan Indonesia yang marak terjadi penjarahan saat rusuh 1998 silam, di Turki aksi serupa juga marak usai terjadi gempa dahsyat mengguncang wilayah tersebut.
Akhirnya, pihak berwenang di Turki telah menangkap 48 orang dengan alasan penjarahan setelah gempa Turki melanda negara itu.
Fakta sosial itu muncul di tengah korban terdampak gempa Turki yang dilaporkan terus bertambah.
Media Pemerintah Turki Anadolu, seperti dikutip Alarabiya mewartakan, para tersangka ditahan di delapan provinsi berbeda sebagai bagian dari penyelidikan penjarahan.
Presiden Recep Tayyip Erdogan bersumpah Turki akan menindak para penjarah.
“Kami telah mengumumkan keadaan darurat. Ini berarti, mulai sekarang, orang-orang yang terlibat dalam penjarahan atau penculikan harus tahu bahwa tangan tegas negara ada di belakang mereka,” katanya saat berkunjung ke provinsi Diyarbakir yang terkena dampak gempa, Sabtu (11/2/2023).
Erdogan, pada Selasa lalu telah mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di 10 provinsi di tenggara Turki yang terkena dampak gempa.
Menurut sebuah keputusan yang diterbitkan dalam surat kabar resmi pada Sabtu, jaksa sekarang dapat menahan orang selama tiga hari tambahan dari empat hari sebelumnya. Alasannya karena kejahatan penjarahan sebagai bagian dari perpanjangan kekuasaan di bawah keadaan darurat.
Wilayah selatan Turki yang berbatasan dengan Suriah, diguncang oleh gempa dengan magnitudo 7,8 skala richter pada awal pekan lalu. Bencana itu diikuti dua gempa susulan yang kuat.
Jumlah korban gempa Turki dan Suriah terus bertambah. Sepekan pasca-gempa, jumlah korban jiwa merangkak naik hingga di atas 33.000 orang dan diperkirakan akan terus meningkat. Banyak orang di zona bencana tidur di mobil mereka atau di jalan di bawah selimut dalam cuaca dingin yang membekukan.
Pejabat dan petugas medis mengatakan 29.605 orang tewas akibat gempa Turki. Sementara di Suriah, jumlah korban tewas mencapai 3.574 orang, sehingga total yang dikonfirmasi menjadi 33.179.
Menurut data Perwakilan RI, WNI yang tinggal di Turki berjumlah 6.500 orang, sedangkan di Suriah tercatat 836. Mereka yang tinggal di wilayah terdampak gempa Turki total 616 orang.