Beranda Daerah Solo Kalau Jokowi Tahu Pasti Malu,  Mandor di Proyek Masjid Sheikh Zayed Ternyata...

Kalau Jokowi Tahu Pasti Malu,  Mandor di Proyek Masjid Sheikh Zayed Ternyata Tinggalkan Utang Ratusan Juta di Warung Ini

Kolase Foto Dian, pemilik warung makan Restu Bunda dan Foto Peresmian Masjid Raya Syeikh Sayid
Kolase Foto Dian, pemilik warung makan Restu Bunda dan Foto Peresmian Masjid Raya Syeikh Sayid

SOLO,  JOGLOSEMARNEWS.COM – Megahnya Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, masjid yang merupakan hadiah dari Pangeran UEA Muhammad bin Zayed untuk Joko Widodo (Jokowi),  ternyata masih menyisakan masalah.

Masjid  yang terletak di Cinderejo Lor, Gilingan, Kecamatan Banjarsari,  Solo itu diresmikan oleh Presiden Jokowi dan sekarang sudah dibuka untuk umum.

Namun siapa sangka, ternyata di balik kemegahannya, masih tersisa sejumlah masalah, yakni utang mandor proyek kepada pemilik warung makan yang jumlahnya cukup fantastis.

Warung makan Restu Bunda yang berlokasi di seberang Masjid Raya Sheikh Zayed / Foto: Ando

Menurut pengakuan Dian, pemilik warung makan Restu Bunda yang berlokasi di seberang Masjid Sheikh Zayed,  tiga mandor dari proyek Masjid Raya tersebut  masih memiliki utang di tempatnya.

“Perjanjiannya di awal, dua minggu sekali pasti dibayarkan.  Tapi kenyataannya tidak dua minggu sekali. Bahkan empat  minggu sekali baru dibayarkan,” ungkap Dian.

Selain karena pembayaran yang tidak tepat waktu, penerimaan bayaran sering  tidak sesuai, dan itu  juga menjadi masalah.

“Kemarin kasusnya banyak mandor ngeluh dipending- dipending. Selain dipending, bayaran sekian hanya menerima sekian persen. Jadi mandor harus nyari kekurangannya dari mana. Harus nggaji karyawan, harus bayar warung. Sedangkan perusahaan nggak mau tahu,” terang Dian.

Baca Juga :  Dapat Keluhan Permasalahan Klasik Pasar Klewer, Ini Solusi yang Ditawarkan Bambang Gage

Dian menjelaskan, ada tiga mandor yang masih memiliki utang di warung makan Restu Bunda milik Dian,  dengan total utang mencapai ratusan juta rupiah.

“Mandor pertama “N” utangnya sampai Rp 65 juta, mandor kedua “G”  Rp 50 juta lebih, ini orang Demak. Lalu  mandor ketiga “G” Rp  35 juta, yang ini sudah dicicil tinggal Rp 30 juta. Kalau ini  orang Purwodadi,” bebernya.

Dian mengaku telah berusaha secara door to door dengan mendatangi rumah mandor tersebut. Namun pembayaran utangnya silakukan dengan cara dicicil.

“Kalau saya sendiri door to door. Saya mengunjungi mandor, karena ada perjanjian hitam di atas putih. Saya datangi rumahnya, minta gimana kepastiannya karena mereka bisa saja kabur. Ada yang kabur tanpa ngasih say hello. Otomatis kan saya harus datang ke sana. Ya ada yang dapat, cuma ya dicicil-cicil seperti itu,” keluhnya.

Baca Juga :  3 Hari Menuju Masa Tenang, Respati Ucap Terimakasih Pada Pendukung

Dian kemudian menegaskan,  jika nantinya tidak ada titik terang terkait permasalahan tersebut pihaknya terpaksa akan menempuh jalur hukum.

“Saya sebenarnya sudah sabar, tapi gimana lagi? Nagih uang harus sama legawa juga. Dijanji-dijanjiin gitu, minggu depan bayaran, nyatanya tidak ditepati. Makanya kalau nanti ujungnya ga ada titik terang, ga ada niat baik dari mereka,  mau nggak mau harus lewat jalur hukum,” tandasnya. Ando