JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tidur merupakan salah satu kebutuhan penting bagi tubuh manusia.
Selain sebagai bentuk istirahat bagi tubuh dari segala aktivitas yang melelahkan, tidur juga mempunyai manfaat lain, seperti menyehatkan jiwa dan raga, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperbaiki suasana hati, meningkatkan daya fikir, dan masih banyak lagi.
Sebaliknya, tidur yang tidak berkualitas dapat mengakibatkan gangguan tubuh seperti gangguan sistem kekebalan tubuh, menurunkan hormon pertumbuhan, menurunkan kemampuan memori dan dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi organ tubuh.
Intinya, tidur sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh jika dapat dilakukan dalam kadar yang pas, artinya tidak kurang dan tidak berlebihan, atau bisa juga diistilahkan mampu menciptakan tidur yang berkualitas.
Dalam hal ini, tidur bisa dibilang berkualitas apabila pada rentang waktu tidur itu tidak tertanggung sampai saatnya bangun.
Menurut beberapa penelitian, dijelaskan bahwa orang dewasa normalnya membutuhkan waktu tidur 7-8 jam per hari untuk mendapatkan waktu istirahat yang optimal.
Sementara itu, dilansir dari Tempo.co, menurut American Academy of Sleep Medicine, pra remaja membutuhkan waktu tidur antara 9-12 jam tiap malam. Adapun, remaja harus tidur antara 8 dan 10 jam per harinya.
Namun, sebuah penelitian pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa sebanyak 73 persen siswa sekolah menengah gagal memenuhi kebutuhan tidur tersebut.
Salah satu faktor yang mempengaruhi persoalan tersebut adalah karena remaja cenderung memperhatikan orang tua mereka dari pola tidur yang dicontohkan orang tua mereka.
Padahal, sebagaimana telah dijelaskan di atas, konsekuensi dari kurang tidur atau terjebak dalam tidur yang tidak berkualitas sangatlah besar.
Oleh karena itu, disarankan bagi para orang tua menerapkan aturan yang sama pada diri mereka seperti anak remajanya dalam hal kebiasaan tidur. Momentum ini tak lain untuk memberikan contoh tidur yang berkualitas pada anak-anaknya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mematikan semua perangkat elektronik di rumah selambat-lambatnya pukul 22.00 WIB.
Namun, penting untuk diperhatikan bahwa remaja juga mempunyai siklus tidur yang sedikit berbeda dari orang dewasa. Tubuh dan pikiran remaja bisa berubah secara drastis selama masa pubertas, jadi tidak mengherankan jika waktu tidur mereka juga bervariasi.
Artinya, ketika seorang anak remaja meminta untuk begadang atau menunda-nunda untuk bangun di pagi hari, mereka tidak sengaja melakukan itu. Tanpa mereka sendiri sadari, mereka hanya mengikuti siklus tidur alami mereka.
Apalagi, selama masa pubertas, hormon berubah secara dramatis dan remaja mengalami perubahan fase tidur yang tertunda, di mana tubuh mereka mengatakan kepada mereka untuk tidur lebih larut di malam hari dan bangun lebih siang di pagi hari.
Perbedaan siklus tidur inilah yang seirng kali menjadi masalah selama mas aremaja, dan dapat menjadi faktor penyebab mengapa kebanyakan remaja tidak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas.
Lebih lanjut, dikutip dari Healthline ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan tidur yang mereka butuhkan.
Pastinya, orang tua harus memulai dengan mengambil peran aktif dalam kehidupan remaja dan menekankan pentingnya jumlah tidur yang cukup dan pentingnya mempunyai siklus tidur yang berkualitas. Beberapa cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi susah tidur, antara lain sebagai berikut.
1.Mematikan perangkat elektronik maksimal pukul 10 malam
2.Membatasi konsumsi kafein, seperti teh dan kopi.
3.Mencontohkan perilaku kebersihan tidur yang baik
4.Memastikan praktik pekerjaan rumah yang efisien
Selain, keempat cara di atas, orang tua dapat mengeksplor cara lain untuk membiasakan tidur yang berkualitas bagi anak-anak. Tentunya perlu di sesuaikan dengan situasi, kondisi,dan bagaimana kebiasaan anak, serta seperti apa aktivitas anak setiap harinya. Hal ini agar orang tua dapat mencari, menemukan, lantas menerapkan metode yang cocok untuk mengatasi susah tidur dan bangun pagi bagi anak mereka. Wahyu Fajar Lestari