WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di saat menjelang Lebaran 2023 seperti ini harga mete sebagai camilan sultan memang terus melonjak tinggi. Perkilo bisa tembus Rp 160 ribu
Bagi kaum mendang mending atau yang suka membandingkan sesuatu dengan hal serupa yang lebih murah, harga mete tentu tidak masuk akal.
Untuk kaum mendang mending dengan harga seperti itu bisa mendapatkan barang lain yang lebih murah dan lebih banyak.
Namun kalau yang dicari adalah barang sunstituai masih terkait dengan mete, sepertinya alternatif ini cocok buat kaum mendang mending.
Berikut ada kuliner murah dan masih satu saudara sepohon dengan mete. Ya, namanya oseng jambu mete, botok mete, dan rempah mete.
Untuk diketahui oseng jambu mete botok mete dan rempah mete terbuat dari buah mete. Berbeda dengan mete camilan yang berasal dari bagian biji dalam buah mete.
Buah jambu mete tentu lebih murah dibandingkan harga mete. Namun demikian perlu dicatat, buah jambu mete hanya tersedia saat musim buah tiba.
Nah langsung saja yuk simak penjelasan soal oseng jambu mete botok mete dan rempah mete berserta cara membuatnya berikut ini.
Sedikit mengulas bagi masyarakat Wonogiri-daerah penghasil mete berkualitas- mete tidak hanya dimanfaatkan bijinya sebagai kudapan dengan harga lumayan tinggi. Tapi dimaksimalkan pemanfaatannya, buahnya dijadikan sayur yang sangat gurih, kenyal, dan bikin ketagihan.
Adalah oseng jambu mete, sayur berbahan baku buah jambu mete yang banyak dimasak warga Wonogiri. Terutama saat musim buah mete tiba.
Namun bagi anda yang tidak mau repot, bisa kok membeli dalam wujud siap santap. Salah satu warung yang menjualnya adalah warung Tesi di komplek Kantor Kejaksaan Negeri Wonogiri.
“Kalau pas musim buah mete, saya membuat oseng jambu mete dijual di warung ini,” kata Suwarno Tesi alias Simpeng kepada wartawan di warungnya, beberapa waktu lalu.
Dia ternyata tidak pelit menguraikan proses pengolahan jambu mete menjadi oseng yang bikin ketagihan. Awalnya buah jamu mete yang tua namun belum matang, dicuci dan dibersihkan. Selanjutnya ditumbuk dan diperas berulang-ulang sampai air dan getahnya hilang.
“Memeras sambil mencucinya berkali-kali sampai benar-benar hilang getahnya. Sebab kalau getahnya masih ada, nanti rasanya jadi sepet,” terang Suwarno Tesi.
Usai tahapan itu, buah mete yang sudah mirip cacahan daging dijemur selama sehari. Langkah berikutnya, direbus sampai empuk lantas dicuci dan dimasak.
“Bumbunya sama seperti oseng pada umumnya, pakai bawang merah bawang putih garam gula cabai penyedap. Biar lebih gurih bisa dicampur teri dan ikan lainnya,” kata pria yang akrab disapa Simpeng ini.
Selain oseng, menurut pria berperawakan kecil ini, jambu mete bisa diolah menjadi botok mete maupun rempah mete. Tergantung kreatifitas masing-masing pengolahnya.
“Ini kuliner turun-temurun, tapi dulu hanya dikonsumsi sendiri, sekarang sudah ada yang menjualnya,” beber Suwarno Tesi.
Doni, salah satu penyuka kuliner tradisional, menerangkan, oseng mete rasanya lezat, kenyal seperti jamur merang. Rasa agak sepat khas jambu mete menjadi hilang saat disayur. Pun seratnya menjadi lebih empuk. Aris Arianto