BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — DPRD Boyolali menggelar rapat paripurna, Selasa (4/4/2023). Agenda rapat adalah penyerahan keputusan DPRD Boyolali tentang rekomendasi atas laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati tahun 2022.
Rapat dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Boyolali, Marsono dan didampingi Wakil Ketua DPRD, Fuadi, Ali Ghufroni, Eko Mujiyono. Hadir pula Bupati Boyolali, M Said Hidayat; Wabup Boyolali, Wahyu Irawan; Sekda Boyolali, Masruri dan stakeholder terkait.
Menurut Ketua DPRD Boyolali, Marsono, ada sejumlah rekomendasi yang disampaikan kepada Bupati. Meski demikian, dia juga mengapresiasi capaian kinerja Pemkab. Utamanya dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat dan perolehan PAD.
“Kami berikan acungan jempol untuk kinerja Pemkab Boyolali 2022. Kalau nilai 100 ya ndak. Saya memberikan 80 -lah, atas kinerja itu. Ya, pertumbuhan ekonomi pada 2022 naik fantastis dibanding tahun sebelumnya,” ujarnya usai rapat paripurna.
Marsono juga menyoroti kinerja keuangan daerah. Realisasi pada 2022 tidak sebesar 2021. Sebab, pada 2021 masih ada efek pandemi Covid-19. Terutama bidang kesehatan di fasilitas kesehatan (Faskes) daerah.
Kemudian, dari sisi PAD terdapat peningkatan cukup tinggi. Realisasi PAD Boyolali pada 2022 mencapai Rp 444 miliar. DPRD mengapresiasi kinerja pemkab yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan PAD 2022.
“Memang ada beberapa indikasi yang tidak tercapai dari target yang ditentukan 2021. Tapi menurut kami, indikasi -indikasi yang tidak tercapai 2022 itu tidak terlalu krusial,” katanya.
Adapun rekomendasi yang diberikan DPRD Boyolali antara lain, capaian makro ekonomi dan kesejahteraan sosial. Kemudian, tidak tercapainya indikator tujuan dari visi misi daerah. Rekomendasi DPRD agar penyebab tidak tercapainya indikator tersebut dijadikan dasar arah kebijakan.
Terkait rekomendasi tersebut, Bupati M Said Hidayat, menyatakan bakal segera menindaklanjuti. Sehingga bisa menghasilkan capaian yang lebih baik pada 2023. Diantaranya, terkait penurunan kemiskinan dan pelayanan kesehatan.
Disisi lain, kondisi perekonomian mulai pulih. Bahkan, perekonomian Boyolali tumbuh positif 6,33 persen pada 2022. Angka tersebut naik dibanding tahun 2021 yang hanya tumbuh 4,63 persen.
Untuk kemiskinan, kalau berdasar rilis BPS turun dari 10,62 persen menjadi 9,82 persen. Tapi dari langkah yang dilaksanakan dengan monitoring center of development (MCD) ini sudah mencapai pada angka 6,96 persen.
“Pada RPJMD sampai 2026, target kita turun di 7,6 persen. Nah,di tahun 2022 mampu kita turunkan di 6,9 persen itu versi gerak langkah Boyolali.” Waskita