JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Jumlahnya Terus Bertambah, Hingga Akhir Maret Terjadi 525 Kasus Penyakit LSD di Bantul

Seperti inilah kondisi sapi yang terjangkit penyakit LSD / foto ilustrasi dok Joglosemarnews
   

BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM Sampai dengan akhir Maret 2023, ratusan ekor sapi ternak di Kabupaten Bantul terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Bantul, Agus Riyadmadi mencatat, hingga Selasa (28/3/2023) jumlah kasus aktif LSD di Bantul mencapai 525 kasus dan telah tersebar di 17 kapanewon.

Agus Riyadmadi juga mengungkapkan, kasus LSD paling banyak ditemukan di kapanewon Pajangan dengan jumlah 111 kasus.

Kemudian disusul Pundong dengan temuan 62 kasus, lalu di kapanewon Sedayu dengan 55 kasus, kapanewon Jetis dengan temuan 42 kasus, dan kapanewon Bantul sebanyak 41 kasus.

Baca Juga :  Nekat Melawan Arus Jalan Malioboro,  5 Pemotor Ini Kena Batunya

Sementara untuk wilayah lain, lanjut Agus, di kapanewon Pleret dan Kretek pihaknya mencatat masing-masing ada temuan 35 kasus, Imogiri 32 kasus, Bambanglipuro 27 kasus, serta kapanewon lain dengan rata-rata 10 sampai 20 kasus.

Sementara itu kapanewon dengan kasus yang rendah ada di Pandak dengan empat kasus dan Dlingo yang hanya satu kasus.

“Untuk kasus LSD, jumlah tertinggi hingga bulan Maret ini kami catat di kapanewon Pajangan. Sementara terendah ada di Dlingo,” jelasnya Sabtu (1/4/2023).

Terhadap kasus-kasus tersebut, jelas Agus, pihak DKPP Bantul telah melakukan pengobatan dan vaksinasi.

Hanya saja, Agus mengakui bahwa capaian vaksinasi untuk LSD di Bantul masih rendah.

Baca Juga :  3 Remaja Ini Diamankan Polisi di Jogja Karena Diduga Terkait Klitih, Ternyata Ini Kejadiannya

Minimnya vaksin LSD, menurutnya disebabkan karena distribusi dari pemerintah pusat juga minim.

Dengan demikian, lanjut Agus, dosis yang tersedia baru diprioritaskan untuk ternak yang sehat agar tidak tertular.

“Kami sudah mengajukan sejak Januari sebanyak 3.500 dosis. Namun yang sudah terdistribusi baru 180 dosis,”  bebernya.

Sebelumnya, Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo mengatakan Lebih lanjut Joko mengatakan DKPP juga melakukan pemantauan hewan ternak yang dijual di pasar-pasar hewan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan ternak yang dijual adalah yang benar-benar sehat.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com