WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ternyata layanan skrining kanker gratis loh saat ini. Layanan deteksi kanker gratis ini tersedia di kabupaten/kota di Indonesia.
Melansir kemkes.go.id, Kemenkes memaksimalkan ketersediaan layanan kanker di 514 Kabupaten/Kota di Indonesia.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebutkan kanker sebagai penyakit penyebab kematian nomor satu di Indonesia perlu mendapat perhatian khusus.
Tidak hanya pada layanan kuratif dan rehabilitatif, Kemenkes memprioritaskan layanan kanker melalui program promotif dan preventif, terutama pada skrining dan deteksi dini.
Saat ini, sistem kesehatan di Indonesia lebih mengarah pada upaya-upaya pencegahan daripada pengobatan. Kemenkes melalui skema Jaminan Kesehatan Nasional menjamin pembiayaan gratis untuk skrining 14 jenis penyakit di Puskesmas, salah satu diantaranya program layanan skrining kanker.
”Wujud implementasi transformasi layanan primer yakni melalui BPJS yang saat ini tengah mengalokasikan 9 Triliun untuk pembiayaan layanan skrining yang di dalamnya termasuk untuk kanker,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Program mencegah kanker berikutnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebutkan tengah menyiapkan 10.000 mesin ultrasound yang tahun ini akan dibagikan ke seluruh Puskesmas di 514 Kabupaten/Kota di Indonesia guna mencapai target deteksi dini penyakit kanker payudara.
Selanjutnya, program mencegah kanker berupa pemberian vaksinasi HPV secara gratis diberikan guna mencegah angka pengidap kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita. Vaksin HPV diberikan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD. Tahun ini akan diberikan secara merata di 34 Provinsi di Indonesia.
Selain vaksinasi, Kemenkes juga tengah menyiapkan program percontohan untuk pemeriksaan kanker serviks menggunakan metode HPV DNA Test. Saat ini HPV DNA test dilakukan di lima kota di Provinsi DKI Jakarta, yaitu Jakarta pusat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Timur.
Hal ini dilakukan karena kedepannya akan ada tambahan program pengembangan metode Genome Sequencing di 38 Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Aris Arianto