Beranda Umum Nasional Diduga Bunuh Diri, Paman AKBP Buddy Alfrits yakin Keponakannya Korban Pembunuhan

Diduga Bunuh Diri, Paman AKBP Buddy Alfrits yakin Keponakannya Korban Pembunuhan

ilustrasi mayat, di Malaysia seorang wanita meninggal karena menjadi korban suntik pembesar payudara
Foto ilustrasi mayat / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Dugaan sementara pihak bahwa AKBP Buddy Alfrits Towoliu meninggal karena bunuh diri, tidak membuat pamannya, Cyprus A Tatali yakin.

Ia justru menduga, keponakannya tersebut meninggal karena dibunuh dan dibuang di kawasan  rel kereta api di Jatinegara, hingga jasad tersebut akhirnya ditemukan.

Untuk diketahui, AKBP Buddy Alfrits Towoliu, polisi yang diduga bunuh diri di rel perlintasan kereta api, Jatinegara, baru dua pekan menjabat Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Timur.

Bahkan, Buddy baru saja dilantik dan belum sempat bertugas. Pasalnya, ia minta izin untuk menjalani operasi empedu terlebih dulu.

Pria kelahiran 6 April 1967 itu berangkat kerja setelah menjalani perawatan selama operasi. H-1 sebelum kejadian,  atau Jumat (28/4/2023), Buddy masih dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah.

Saat berangkat ke kantor ia bersama Jonnaeddy Towoliu, sepupu Buddy. Mereka tidak menggunakan kendaraan pribadi, melainkan dipesankan kendaraan Avanza berwarna putih oleh istri Buddy.

“Bahwa saksi atas nama Jonnaeddy Towoliu, sepupu almarhum, menjelaskan bahwa korban dengan saksi ini berangkat dari rumah korban menuju Polres Metro Jakarta Timur menggunakan kendaraan atau mobil yang disiapkan istri korban dan tiba di Polres kurang lebih pukul 05.45 WIB,” kata Kepala Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Leonardus Harapantua Simarmata Permata dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (1/5/2023).

Baca Juga :  Catat! Gaji Guru Bakal Naik Mulai Januari 2025

Masuk ke ruangannya, Buddy sempat minum obat pascaoperasi dan berganti kemeja berwarna putih. Kemudian, ia mencoba beristirahat namun tidak bisa.

Buddy bangun membuka kemejanya kemudian mengganti kaos dan memakai jaket hitam yang dia pakai saat tewas tertabrak kereta.

Leo menjelaskan, anggotanya itu tertabrak kereta Tegal Bahari jurusan Pasar Senen-Tegal Jawa Tengah dengan kecepatan 27 kilometer per jam. Hal itu berdasarkan keterangan dari masinis bernama Febrian Zhary Mukti.

Mengenai dugaan bunuh diri tersebut, saksi sempat menyuling atau membunyikan klakson berulang kali memberikan peringatan kereta api akan melintas.

“Jadi saksi melihat korban itu berdiri seorang diri sambil mungkin menengok ke kanan dan ke kiri di pinggir tembok bagian dalam pembatas area rel dan Jalan Raya Bekasi Timur. Kemudian saksi melihat korban berjalan ke rel jalur 3 atau TKP yang akan dilewati kereta api,” ucapnya.

Baca Juga :  Jika Terjadi PSU di Pilkada Jakarta,  Akan Terbukti Dharma-Kun Sekadar Boneka KIM Plus atau Bukan

Terkait kasus dugaan kasus polisi bunuh diri tersebut, pihak kepolisian sudah memeriksa tujuh orang saksi.

Mereka adalah sepupu korban, masinis, asisten masinis, PKD (petugas keamanan dalam) Stasiun Jatinegara dan dua personel satuan narkoba Polres Jakarta Timur.

Selain itu, kata Leo ada barang bukti yang disita, yakni gawai, dompet yang berisi uang tunai, identitas korban, jam tangan dan ikat pinggang.

www.tempo.co