JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pada hari yang sama, Jumat (16/6/2023), menteri mendapat panggilan. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi.
Sementara itu, Menteri Lingkuntan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar dipanggil ke Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menggunakan mobil jenis Alphard bernomor RI 38, Siti Nurbaya Bakar tampak hadir memenuhi panggilan Presiden.
Hal itu dibenarkan oleh Deputi Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
“Benar, Menteri LHK Bu Siti Nurbaya dipanggil Bapak Presiden terkait polusi udara,” kata Bey dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (16/6/2023).
Belum diketahui apakah Jokowi bertanya kepada Siti soal buruknya kualitas udara di Jakarta dalam beberapa hari terakhir.
Namun berdasarkan data IQAir, Jakarta menduduki posisi ketiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di Jakarta mencapai AQI US 141 atau berada di posisi ketiga udara terburuk setelah Minneapolis, Amerika Serikat, yang berada di urutan pertama dengan AQI US 191, dan Doha, Qatar, di urutan kedua dengan AQI US 149. Kemudian, tingkat konsentrasi PM2.5 Jakarta saat ini berada pada level 52 µg/m³.
Sementara itu, peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada pada indikator oranye, yang artinya tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Sedangkan indikator merah merujuk pada kualitas udara yang tidak sehat dibandingkan dengan kota lainnya di dunia. Kemudian, ungu berarti udara sangat tidak sehat, hitam berarti berbahaya, kuning berarti sedang, dan hijau berarti baik.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta meminta masyarakat mewaspadai penurunan kualitas udara selama musim kemarau.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menyebut penurunan kualitas udara tersebut ditandai dengan meningkatnya konsentrasi PM2.5. Ia menjelaskan rendahnya kecepatan angin dan curah hujan menyebabkan polutan terakumulasi di udara dalam waktu lama.
“Konsentrasi PM2.5 cenderung mengalami peningkatan pada waktu dini hari hingga pagi dan menurun di siang hingga sore hari,” kata Asep melalui keterangan tertulis pada Jumat (16/6/2023).
Hasil pemantauan kualitas udara periodik akhir Mei hingga awal Juni menunjukkan kualitas udara Jakarta berada dalam kategori sedang hingga tidak sehat. Ia menerangkan pemantauan itu diambil pada sampel udara Jakarta per 21 Mei sampai 7 Juni 2023.