BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Bupati Boyolali M Said Hidayat melaunching program merawat bayi dan ibu (Merbabu), Rabu (7/6/2023). Gerakan bersama ini melibatkan stakeholder hingga jajaran desa dan masyarakat sipil. Hal ini dilakukan menilik, angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian bayi (AKB) cukup tinggi selama tiga tahun terakhir. Hingga Mei 2023, tercatat ada 4 kasus AKI dan 36 kasus AKB.
Program tersebut untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta penurunan stunting.
“Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir kasus tersebut masih tinggi,” kata Bupati.
Dijelaskan, data di Dinas Kesehatan Boyolali, kematian ibu melahirkan pada 2020 sebanyak 17 kasus, 2021 sebanyak 45 kasus dan 26 kasus diantaranya karena covid-19. Lalu pada 2022 sebanyak 20 kasus. Untuk tahun 2023 ini sampai dengan bulan Mei sudah terjadi 4 kasus kematian ibu dan 36 kasus kematian bayi.
Program Merbabu mendorong pelibatan multi stakeholder sampai tingkat desa. Bahkan melibatkan organisasi masyarakat sipil (OMS).
“Tujuannya, meningkatkan pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA). Gerakan Merbabu dijalankan melalui Pembentukan Desa Siaga KIBBLA,” katanya.
Diungkapkan, saat ini sudah hampir 200 desa membentuk Desa Siaga KIBBLA yang disahkan dengan SK Kepala Desa. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi sebuah sinergitas dari berbagai pihak dengan berbagai jenis kegiatan demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi. Waskita