SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tragedi keracunan masal yang terjadi di Sragen akhir-akhir ini, membuat warga masyarakat takut dan was-was.
Meskipun tidak sampai memakan korban jiwa, namun kejadian ini menjadi kewaspadaan dan kehati-hatian bersama.
Kasus keracunan masal di Sragen pertama kali muncul di Desa Jambeyan dan Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, pada Jumat (28/4/2023) malam.
Akibatnya, sebanyak 280 orang harus dilarikan ke Puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Keracunan masal tersebut, diduga dari nasi punjungan (syukuran) jelang hajatan keluarga Suwarno (Barja) dan Sumarni warga Dukuh Kebonloji RT 03, Jambeyan, Sambirejo, Sragen, jelang hari H acara pernikahan putri mereka.
Kronologi kejadian bermula saat ratusan warga menerima nasi Punjungan yang berisikan nasi, lauk pauk seperti kerupuk, mie, sayur sayuran, sambal dan daging sapi.
Setelah mengonsumsi makanan tersebut, puluhan orang langsung mengeluh sakit dan dilarikan ke bidan desa setempat.
Kebanyakan dari mereka mengeluh mual dan muntah, disertai diare.
Semakin lama pasien yang datang ke tempat bidan desa semakin bertambah dan jumlahnya hampir ratusan.
Buntutnya, bidan desa melaporkan kejadian tersebut kepada Kepala Puskesmas Sambirejo, lalu dari pihak Puskesmas Sambirejo melakukan koordinasi dengan tim.
Tim Puskesmas akhirnya menindaklanjuti dengan mengambil sampel, kemudian melakukan serangkaian pemeriksaan dan pengobatan.
Kasus keracunan masal kedua terjadi di wilayah Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.
Akibat kejadian tersebut, ada 30 orang warga Desa Tunggul harus dilarikan ke Puskesmas. Hal itu terjadi setelah mereka mengonsumsi makanan di acara hajatan salah satu warga setempat.
Puluhan warga mendadak mengalami sakit perut dan diare hingga lemas setelah mengonsumsi makanan dari acara hajatan milik Yatno warga Dukuh Tanjang RT 14, Tunggul, Gondang, Sragen.
Kepada wartawan, Yatno menyampaikan sempat kaget mengetahui warga mengalami sakit perut setelah makan dari acara hajatan keluarganya.
“Saya ya gimana bingung saya, padahal nggak ada niat. Niatnya hajatan senang-senang.
Saya malah nggak tau, kalau ada yang diare, taunya dari puskesmas datang kesini,” kata Yatno.
Menurut Yatno, pihak keluarga memasak daging sapi sebanyak 25 kilogram.
“Dimasak rendang, ya buat tamu yang datang ke sini, yang diundang kemarin sekitar 1.000, yang datang berapa tidak tahu. Soalnya hanya mbanyu mili (datang tidak bersamaan-Red),” bebernya.
Yatno mengaku, apa yang disajikan pada tamu undangan yang datang makanan yang sehat dan baik.
“Padahal ngolahnya tepat, dikirim langsung dimasak, nggak disimpan di kulkas, dagingnya dari pasar Gondang, kemarin soto, daging, terus tape,” jelasnya.
Kasus keracunan masal ke tiga kembali muncul, diduga keracunan terjadi pada saat warga menkonsumsi makanan hajatan dari keluarga Suwarji, Warga Dukuh Purwantoro RT 17, Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (31/5/2023) lalu.
Pasca hajatan yang digelar tersebut, belasan warga mulai berjatuhan dan mengeluh sakit pusing, diare hingga lemas.
Belasan warga mendadak dilarikan ke Puskesmas dan Klinik terdekat.
Jajaran Polsek Sumberlawang dan petugas Puskesmas Sumberlawang telah terjun ke lapangan mengecek sempel makanan dan melakukan pemeriksaan di Laboratorium.
Barang bukti bukti yang berhasil diambil dan diamankan polsek Sumberlawang antara lain, bumbu masakan yang sudah dicampur (dihaluskan), Garam bata dan grosok, kerupuk yang sudah matang, Air.
Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama melalui Kapolsek Sumberlawang AKP Joko Warsoto membenarkan kejadian tersebut, pihaknya dan tim gabungan sudah langsung melakukan olah TKP dan pengecekan.
Huri Yanto