Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kasus Tewas Tabrak Lari Truk Ekspedisi, Sudah Sebulan Pelaku Belum Juga Tertangkap

truk ekspedisi pelaku tabrak lari

Truk ekspedisi yang menabrak Ahmad Fauzan Anggara (39) di kawasan Slipi, Jakarta Barat hingga meninggal dunia / tribunnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus tewas tabrak lari yang mengakibatkan hilangnya nyawa Ahmad Fauzan Anggara (39), masih menyisakan duka mendalam bagi sang isteri, Tsalisa Nur Aini (35).

Bagaimana tidak, karena sudah sebulan berlalu sejak kecelakaan tersebut pada 25 April 2023 lalu, sampai sekarang sopir penabrak suaminya belum juga berhasil diringkus polisi.

Sopir yang diketahui bernama Sukron itu sampai sekarang  keberadaannya masih misterius dan masih belum tertangkap oleh pihak kepolisian.

“(Sukron) enggak bisa dihubungi, panggilan ke 1,2,3 hingga keluarnya surat DPO pun sampai sekarang polisi tidak dapat menemukan si Sukron,” kata Tsalisa saat dihubungi, Kamis (1/6/2023).

Tsalisa menceritakan insiden kecelakaan yang dialami suaminya itu. Saat itu, sang suami hendak berangkat kerja dari Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan menuju Meruya, Jakarta Barat sekitar pukul 05.00 WIB.

Namun, saat melintasi di kawasan Slipi, Jakarta Barat, suaminya tertabrak truk ekspedisi yang keluar jalurnya.

“Dia hilang kendali, sopirnya sih bilang ke kami remnya blong tapi belum bisa dibuktikan, diduga kan ini ren blong. Si mobil itu masuk ke jalur lawan, karena pembatas jalannya pendek, kecil jadinya loncat. Mobil itu loncat, akhirnya nabrak suami saya,” ucapnya.

Saat itu, Tsalisa mendapat informasi jika suaminya masih sadar pasca-ditabrak. Almarhum pun meminta diantar ke rumah sakit karena merasa tubuhnya banyak yang patah.

“Jam 09.00 WIB, saya ditelepon sama rumah sakit Pelni bahwa ‘ibu suami ibu selamat, masih sadar di rumah sakit Pelni’,  suami saya udah di gips, udah patah patah semua,” jelasnya.

Lalu, sekitar pukul 17.00 WIB, kata Tsalisa, suaminya mengeluh kesakitan hingga akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 17.58 WIB.

Dokter menyebut sang suami sudah mengalami luka yang cukup parah. Bahkan, sang suami akan mengalami lumpuh total jika selamat.

“Saat itu sopir masih ada, saya masih ngobrol sama sopir di dalam IGD. Sopir masih minta maaf dan sopir juga datang ke rumah, datang nyelawat, datang nguburin datang ke pemakaman,” tuturnya.

Saat itu, keluarga sopir menempuh jalur damai agar tidak diproses ke kepolisian.

Namun, karena masih dalam keadaan berduka, Tsalisa memilih untuk membicarakannya di kantor polisi yang sudah dia laporkan atas kejadian yang menimpa suaminya saat itu.

Seminggu berlalu, pihak perusahaan datang bersama ayah Sukron ke kediaman Tsalisa dan menawarkan kompensasi sebesar Rp10 juta.

“Dia bilang ‘Bu ini dari perusahaan biar cepet aja bu prosesnya tolong diterima.’ Terus aku jawab ‘ini apa-apaan? Enggak sopan. Anda harus mikirin anak tiga kami, pokoknya nanti kita ngobrol-ngobrol sama pengacara saya’,” kata Tsalisa.

Tidak cukup sampai disitu, uang yang Tsalisa tolak malah diambil oleh ayah Sukron hingga akhirnya hilang tanpa jejak.

Semua komunikasi terhenti dengan pihak keluarga Sukron. Nomor sudah tidak ada yang bisa dihubungi karena Tsalisa diblok.

Untuk itu, Tsalisa meminta agar keadilan bisa berpihak kepadanya dan ketiga anaknya yang masih kecil.

“Aku cuma ingin sopirnya ketemu aja dulu terus diproses hukum, terus bisa ke pengadilan dengan aku berharap banget aku bisa mendapatkan hak hak aku ganti rugilah dengan adil, dengan bijak,” tukasnya.

Exit mobile version