Beranda Daerah Solo Mensos Risma Ajak Para Terapis di Seluruh Indonesia Belajar di Sentra Terpadu...

Mensos Risma Ajak Para Terapis di Seluruh Indonesia Belajar di Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Solo

Mensos Tri Rismaharini saat berkunjung ke Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Solo, Jumat (9/6/2023) / Foto: Ando

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Menteri Sosial, Tri Rismaharini  mengajak para terapis dari seluruh Indonesia untuk belajar soal terapis  di Sentra Terpadu, Prof. Dr. Soeharso Solo.

Pasalnya, Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Solo merupakan pusat rehabilitasi tertua di Indonesia.

Menteri Risma mengatakan hal itu saat membeeikan pengarahan  pada pelatihan Rehabilitasi Sosial Kolaboratif Antar Profesi untuk penanganan penyandang disabilitas anak di Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Solo, Jumat (9/6/2023).

Menurutnya sebagai pusat rehabilitasi tertua di Indonesia. Sumber daya manusia di Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Solo memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak dibandingkan daerah lain.

“Jadi Solo ini dulu pusat rehabilitasi untuk para veteran dan sebagainya. Pengalaman saya jadi menteri, ketemu beberapa pasien di beberapa daerah. Saya ajak kesini banyak yang sudah bisa jalan,” ujarnya.

Baca Juga :  Panwascam Banjarsari Amankan Alat Peraga Kampanye dan 20 Karung Beras Saat Masa Tenang dari 2 Kamar Kos

Risma menyebut total sudah ada 10 orang semenjak dirinya menjadi menteri. Dari dia memakai kursi roda, sekarang sudah bisa jalan.

Selain itu persoalan akses infrastruktur di beberapa daerah di Indonesia yang sulit  untuk menggunakan kursi roda. Hingga keterbatasan pengembangan terapis itu sendiri yang melatarbelakangi diselenggarakannya pelatihan tersebut.

“Kalau dia selamanya tergantung pakai kursi roda. Maka kesulitan paling utama adalah keterbatasan aksesbilitas dia. Oleh karena itu kita undang para terapis untuk dia bisa belajar. Supaya bisa di praktekkan di daerahnya,” pungkas Risma.

Sementara itu Supardi salah satu terapis dari Kupang, Nusa Tenggara Timur mengaku pelatihan ini sangat membantu dirinya sebagai seorang terapis.

“Selama ini paham kita soal terapi, masih terbatas, masih minim. Semoga dengan adanya dengan pelatihan seperti ini lebih berani menghadapi kasus yang ada di masyarakat. Seperti cerebral palsy, down syndrome atau semacamnya,” pungkas Supardi. Ando