KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Setelah berhasil mengantarkan 35 muridnya lolos Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit, reputasi SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Karanganyar kian melejit.
Pada penerimaan siswa baru Tahun Ajaran 2023, SMA Muhi Karanganyar over load, alias kelebihan jumlah pendaftar, sehingga terpaksa menolak sebanyak 320 calon siswa baru.
Penolakan calon siswa baru itu dilakukan karena terkait aturan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang mensyaratkan kuota murid SMA maksimal 12 Rombel (Rombonan Belajar).
Adapun jumlah Rombel dibatasi sebanyak 12 kelas dan setiap kelas dibatasi minimal jumlah 32 siswa dan maksimal sebanyak 36 siswa.
Kepala Sekolah (Kasek) SMA Muhi Karanganyar Sumarwanto SH, MPd mengatakan, untuk sistem Dapodik Tahun Ajaran 2023 pihaknya mengambil kuota Maksimal, yakni sebanyak 36 siswa per kelas sehingga jumlah total siswa baru sebanyak 432 orang.
“Terpaksa kami menolak calon siswa baru sebanyak 320 orang dari jumlah total pendaftar sebanyak 652 orang,” ungkap Sumarwanto kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (5/7/2023).
Kasek Sumarwanto menjelaskan di Karanganyar hanya terdapat dua sekolah yang mengambil kuota maksimal Dapodik yakni SMA Muhi dan SMAN 1 yakni sebanyak 432 siswa baru.
Sedangkan untuk SMA lainnya mengambil kuota sedang, yakni sekitar 390 siswa sehingga jumlah siswa kisaran 32-35 orang per kelas dan itu tidak menyalahi aturan Dapodik.
Untuk itulah karena pendaftaran siswa baru sudah ditutup Jumat pekan lalu dan berhasil memenuhi kuota maksimal sebanyak 432 siswa baru maka SMA Muhi sudah mengawali acara Awalussanah pada Rabu (5/7/2023).
Acara Awalussanah tersebut merupakan penegasan bahwa SMA Muhi Karanganyar sudah tutup pendaftaran siswa sekaligus menegaskan siap untuk segera melaksanakan kegiatan pembelajaran tahun ajaran baru 2023.
“Ya Awalussanah sudah dilaksanakan dengan dihadiri Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Karanganyar Dr Muh Samsuri serta tamu undangan lainnya,” pungkas Kasek Sumarwanto. Beni Indra