JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang tak pernah lebih dari 1 persen berujung pada rekomendasi dilakukannya evaluasi pencapresan Airlangga melalui Musyawarah Nasional luar biasa (Munaslub).
Namun demikian, hal tersebut dibantah oleh Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono. Dia mengatakan seluruh elemen partai itu tetap solid dan loyal mendukung sang ketua umum Airlangga Hartarto.
Pernyataan Dave menanggapi rekomendasi Dewan Pakar Partai Golkar yang akan mengevaluasi pencapresan Airlangga lewat gelaran musyawarah nasional luar biasa atau munaslub.
Forum Munaslub itu pun berpeluang mengarah pada pergantian Airlangga di pucuk pimpinan partai beringin.
“Tidak ada agenda ataupun kesempatan untuk melakukan Munaslub. Seluruh elemen Golkar tetap solid setia kepada Ketum Golkar,” kata Dave saat dihubungi, Senin (10/7/2023).
Dave menyebut DPP Golkar juga tetap berpegang pada keputusan musyawarah nasional (Mmunas) 2019 yang mengusung Airlangga sebagai calon presiden (Capres) 2024.
“Pastinya (mendukung Airlangga capres),” kata dia.
Sebagaimana diketahui selumnya, Dewan Pakar Partai Golkar menggelar rapat internal di kediaman Ketua Dewan Pakar Agung Laksono, kemarin malam.
Anggota Dewan Pakar Ridwan Hisjam menyebut rapat itu hendak memberikan sejumlah rekomendasi jelang Pemilihan Umum 2024.
Salah satu agenda rapat, kata Ridwan, mengevaluasi ihwal pencapresan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Revisi pencapresan Airlangga disebut Ridwan dilakukan melalui musyawarah nasional luar biasa alias munaslub. Tak hanya pencapresan, Ridwan menyebut peluang pergantian Ketua Umum bisa turut terjadi dalam Munaslub.
“Jadi Munaslub dalam rangka mengubah keputusan bahwa Airlangga bukan Capres, bisa calon lain. Tapi berpeluang juga karena munaslub maka pergantian Ketum bisa mengarah ke sana, tergantung pemilik suara,” kata Ridwan saat dihubungi, Minggu (9/7/2023).
Dia bercerita, keputusan munas 2019 lalu tidak membawa kejelasan terhadap arah Partai Golkar saat ini. Toh elektabilitas Airlangga, sejak diusung jadi capres, disebut Ridwan tidak sampai 1 persen.
“Maka saya minta Dewan Pakar harus membuat rekomendasi. Meskipun ini sudah terlambat, tapi harus dikeluarkan,” kata dia.