
JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Orang sekaya eks pejabat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan, Rafael Alun Trisambodo, mengaku kesulitan membayar ganti rugi kepada korban penganiayaan oleh anaknya, senilai Rp 120 M.
Sebagaimana diketahui, anak dari Rafael Alun, yakni Mario Dandy Satriyo telah melakukan penganiayaan berat terhadap David Ozora.
Dalam suratnya ke Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rafael mengaku kesulitan membayar ganti rugi senilai Rp 120 miliar karena asetnya sudah disita KPK atas kasus dugaan gratifikasi.
“Aset-aset kami sekeluarga dan rekening sudah diblokir oleh KPK dalam rangka penetapan saya sebagai tersangka sebuah tindak pidana dugaan gratifikasi,” kata kuasa hukum Rafael, Andreas Nahot Silitonga, saat membacakan surat kliennya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa (25/7/2023).
Surat tersebut dibacakan dalam sidang lanjutan Mario Dandy di PN Jaksel kemarin. Sebelumnya, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengajukan biaya restitusi atau ganti rugi untuk korban penganiayaan yang harus ditanggung Mario senilai Rp 120 miliar.
Angka tersebut lebih besar dari yang diajukan orang tua David, Jonathan Latumahina, sebesar Rp 52 miliar.
yang harus ditanggung Mario senilai Rp 120 miliar.
Rafael mengaku kesulitan untuk membayar biaya restitusi ke keluarga David. Menurut Eks Pejabat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan itu, tak memungkinkan untuk memberi bantuan finansial kepada korban mengingat kondisi keuangan keluarganya saat ini.
“Kami menyampaikan bahwa dengan berat hati kami tidak bersedia untuk menanggung restitusi tersebut dengan pemahaman bahwa bagi orang yang telah dewasa maka kewajiban membayar restitusi ada pada pelaku tindak pidana,” ucap Andreas yang membacakan surat Rafael.
Sebenarnya berapa total aset Rafael Alun yang disita KPK? Berikut ini adalah beberapa aset milik ayah Mario Dandy yang disita komisi antirasuah.
- Tanah dan Bangunan
KPK telah menyita 20 aset berupa tanah dan bangunan senilai kira-kira Rp 150 miliar milik Rafael. Puluhan bangunan tersebut berlokasi di tiga kota, yakni Jakarta, Yogyakarta, dan Manado. Rincian aset tersebut antara lain enam bangunan (Jakarta), tiga bangunan (Yogyakarta), dan 11 bangunan (Manado).
- Kendaraan Mewah
Tidak hanya bangunan, KPK juga menyita kendaraan mewah, seperti mobil jenis Toyota Camry dan Land Cruiser. Dua mobil itu disita saat penggeledahan di Solo, Jawa tengah.
Penyidik KPK juga mendapati satu motor gede alias moge jenis Triumph di Yogyakarta. Terakhir, penyidik menyita motor gede Harley Davidson yang kerap dipamerkan Mario Dandy di media sosial.
- Rumah di Jakarta
Penelusuran aset Rafael terus berlanjut hingga akhirnya KPK menyita rumah mewah di daerah Simprug, Jakarta Selatan. Rumah lain yang berlokasi di Ibu Kota juga tak luput dari penyidikan KPK hingga akhirnya disita.
- Tas mewah dan safe deposit box
KPK turut menyita berbagai tas mewah yang diduga milik istri Rafael. Saat menggeledah rumah Rafael, KPK juga menemukan safe deposit box berisi uang senilai Rp 32 miliar.
Kejanggalan harta Rafael Alun
Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan kepada KPK tercatat, harta Rafael mencapai Rp 56,7 miliar. Namun, KPK mencurigai laporan tersebut lantaran Rafael hanya pejabat Eselon III di Kementerian Keuangan.
Selain itu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah merilis laporan hasil analisa (LHA) yang menunjukkan adanya transaksi mencurigakan pada akun Rafael, dengan nilai mutasi mencapai Rp 500 miliar.
Rafael Alun diduga terlibat dalam aktivitas pencucian uang dengan cara menggunakan berbagai nama dalam transaksi keuangannya untuk menyamarkan jejak. Selain itu, PPATK menyebut adanya jaringan pencuci uang profesional di belakang Rafael.