Beranda Umum Nasional Golkar dan PAN Datang, PKB Terancam Hengkang? Koalisi Pendukung Ganjar Masih Terbuka

Golkar dan PAN Datang, PKB Terancam Hengkang? Koalisi Pendukung Ganjar Masih Terbuka

Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI Achmad Baidowi dalam sambutannya saat melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulawesi Selatan yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel dan jajaran Forkopimda di Kantor Gubernur Sulsel, Makassar, Selasa (8/2/2022) / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Peta koalisi parpol menjelang Pilpres 2024 masih sangat cair. Bahkan koalisi yang sudah terbentuk pun bisa retak dan terjadi pertukaran koalisi.

Demikian pula dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), yang belakangan diubah namanya menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM) oleh Prabowo.

Tak dapat disangkal, bergabungnya Partai Golkar, Pan dan PBB ke dalam koalisi pengusung Prabowo, membuat PKB sedikit “terusik”. Terlebi dengan perubahan nama koalisi yang terkesan mendadak.

Hal itu rupanya dibaca oleh partai lain, salah satunya Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Ketua Dewan Pengurus Pusat PPP, Achmad Baidowi menyatakan akan menyambut baik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) jika ingin pindah ke koalisi pendukung calon presiden Ganjar Pranowo.

Dia menyatakan kehadiran PKB akan semakin mengentalkan koalisi antara kubu nasional dengan kubu islam tradisional di barisan pendukung Ganjar.

“Koalisi Nasionalis dengan Islam Tradisional itu ada di sini. Ada PPP ada PKB,” kata pria yang akrab disapa Awiek itu di kompleks DPR RI, Kamis (31/8/2023).

Awiek pun menyatakan pertambahan mitra koalisi itu sebagai petanda bahwa sosok Ganjar memiliki daya pikat sendiri.

“Menunjukkan bahwa magnet Pak Ganjar   itu semakin memikat partai-partai politik di tempat lain,” ucapnya.

Tak hanya PKB, Awiek mengatakan pihaknya juga berupaya mengajak partai-partai lainnya untuk bergabung mendukung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. Menurut Awiek, peta koalisi masih sangat mungkin berubah hingga pendaftaran pasangan calon definitif ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Oktober mendatang.

Baca Juga :  Konflik di Tubuh PBNU, Mahfud MD Tegaskan Muktamar Jadi Satu-satunya Jalan Keluar

“Sebelum tanggal 19 sampai 25 Oktober mendaftar ke KPU segala kemungkinan masih bisa terjadi,” ucap dia.

 Sinyal PKB pindah koalisi

PKB sebelumnya telah menjalin koalisi dengan Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.  Mereka pun telah menyodorkan nama Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden.

Belakangan, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Bulan Bintang bergabung dalam koalisi tersebut. Masuknya tiga partai ini membuat posisi PKB melemah.

Peluang Muhaimin untuk terpilih sebagai calon pendamping Prabowo pun dinilai mengecil.  Pasalnya, PAN menyodorkan nama Menteri BUMN Erick Thoir sebagai kandidat calon wakil presiden.

Setelah itu, Muhaimin pun sempat memberikan sinyal akan merapat ke PDIP. Dia sempat bertemu dengan Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, sejumlah politikus PKB pun menunjukkan kekecewaan mereka setelah nama koalisi yang sebelumnya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) diubah menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).

 

PPP konsisten usung Ganjar

Awiek kemudian menegaskan bahwa sampai saat ini PPP masih konsisten dan tetap berkomitmen mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres. Dia menyatakan PPP tak khawatir soal siapa yang akan menjadi pendamping Ganjar pada Pilpres 2024.

 

Jika pun PKB nantinya masuk dalam koalisi mereka, Awiek menyatakan PPP tidak akan merasa tersaingi. Pasalnya kata Awiek, PPP adalah partai pertama yang menjalni kerja sama dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mengusung Ganjar. Sehingga, PPP menurut Awiek, memiliki hak istimewa.

Baca Juga :  Tragis! Pengisian Daya Mobil Listrik Picu Kebakaran Hebat, 5 Orang Tewas Berangkulan

“Dalam sejarah islam itu ada dikenal dengan assabikunal awalun sahabat yang  pertama kali bergabung dengan rasulullah itu mendapatkan privilage,” kata dia.

PPP sebelumnya telah menyodorkan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno untuk menjadi pendamping Ganjar.

Hanya saja, dia menegaskan agar PKB tak meminta kepastian Muhaimin menjadi pendamping Ganjar di awal. Dia tak menutup kemungkinan Muhaimin menjadi cawapres, hanya saja hal itu baru bisa dibicarakan jika PKB sudah bergabung dengan koalisinya.

“Sekarang belum bergabung kok sudah minta-minta. Bergabung dulu baru nanti kita bicara. Segala peluang akan terbuka jika bergabung dalam satu barisan,” kata dia.

Selain PPP dan PDIP, Ganjar Pranowo sebelumnya telah mendapatkan dukungan dari Partai Hanura dan Partai Perindo.  

www.tempo.co

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.