SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Era digital “mewajibkan” pelaku UMKM untuk naik kelas. Pasalnya, melalui ekosistem digitalisasi, UMKM mampu meraih pasar hingga luar negeri.
Terkait itu, GudangAda mendorong pembangunan ekosistem B2B digital serta mendukung transformasi digital dan pertumbuhan bisnis rantai pasok, terutama bagi pebisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Solo dan Indonesia.
SVP Marketing & Corporate Affairs Gudang Ada Yuanita Agata menuturkan, aplikasi GudangAda memudahkan UMKM masuk ke jejaring digital rantai pasok yang telah dibangun.
Sehingga, mempermudah pebisnis UMKM saat membeli dan menjual barang secara grosir.
“GudangAda memiliki sejarah panjang sebagai ekosistem layanan bisnis B2B terintegrasi di Indonesia. Saat ini GudangAda telah bermitra dengan lebih dari 1 juta pedagang tradisional, kami berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital UMKM lokal dan tumbuh bersama melalui platform kami,” terangnya dalam acara diskusi media bertajuk ‘Transformasi Digital UMKM Indonesia: Menghadapi Tantangan dan Menggapai Peluang Bertumbuh dalam Ekosistem Digital B2B Inklusif’, Selasa (15/8/2023).
Sementara itu, Ketua Komite Ekonomi Kreatif Solo, Sutanto Sastraredja menambahkan, adopsi teknologi digital di kalangan UMKM tidak datang tanpa tantangan. Dalam rantai pasok, pelaku bisnis masih banyak yang tidak terbuka dengan teknologi.
“Kondisi tersebut merupakan masalah sosial yang terjadi saat ini, khususnya terkait penerimaan terhadap digitalisasi,” imbuhnya.
Fenomena ini diamini oleh survei yang pernah dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM) tahun 2022 yang menunjukkan hanya 20% UMKM Indonesia telah mengadopsi teknologi digital.
Survei yang sama mengungkapkan beberapa kendala utama yang dihadapi UMKM dalam mengadopsi teknologi digital adalah akses terbatas ke teknologi (40%), kurangnya pemahaman tentang manfaat digitalisasi (30%), dan keterbatasan sumber daya (30%).
“Kita dapat mengamati pentingnya literasi digital dalam bisnis rantai pasok sektor UMKM. Terlepas dari skala usaha, semakin banyak UMKM yang beralih ke platform digital maka semakin luas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan meningkatkan interaksi dengan pemangku kepentingan bisnis,” beber Sutanto.
Di sisi lain, Ketua Umum HIPMI Solo, Respati Ardi menjelaskan, visi HIPMI Solo dalam memfasilitasi kolaborasi industri dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem digital B2B yang inklusif.
“HIPMI Solo yang sekarang ini ingin memperluas akses UMKM ke teknologi digital guna mengatasi hambatan yang umumnya ditemui wirausahawan muda dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi lokal Solo,” tukasnya. Prihatsari