BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di wilayah Boyolali sangat memprihatinkan. Lebih miris lagi, kasus kekerasan seksual mendominasi.
Menurut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali, Ratri S Survivalina, selama 6 bulan terakhir, tercatat ada 31 anak dan perempuan jadi korban kekerasan.
“Dari jumlah itu, kasus kekerasan yang masuk dalam ketegori kekerasan fisik, psikis, penelantaran pada anak dan cyber crime ada 5,” katanya, Senin (21/8/2023).
Kemudian untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga, baik secara fisik, psikis, maupun ekonomi ada 12 kasus. Kasus pelecehan seksual atau persetubuhan ada 12 kasus. Lalu jenis kenakalan anak sebanyak 2 kasus.
Diungkapkan, kasus kekerasan anak dan perempuan menyebar di beberapa kecamatan di Boyolali. Namun, kasus paling banyak terjadi di Kecamatan Boyolali Kota dan Teras yang masing-masing ada 5 kasus.
Sedangkan di Kecamatan Selo dan Ampel masing-masing tiga kasus. Lalu satu kasus masing- masing terjadi di Kecamatan Musuk, Mojosongo, Sambi, Nogosari, Simo, Karanggede dan Juwangi. Di Banyudono ada 4, dan di Gladagsari ada 2 kasus.
“Kasus persetubuhan terhadap anak cukup mendominasi. Pelakunya, ada pacar, yang baru ketemu lewat medsos,” terangnya.
Terkait perbandingan kasus periode sama tahun lalu, pihaknya belum bisa membandingkan. Hanya saja, kalaupun terjadi peningkatan justru dia malah lebih bersyukur. Artinya, masyarakat semakin sadar untuk melaporkan kekerasan pada dirinya.
“Ini berarti ada keberanian,” ungkapnya
Apalagi, selama ini kasus kekerasan pada perempuan dan anak seperti fenomena gunung es. Yang terungkap dan dilaporkan sebenarnya lebih sedikit. Justru yang tak nampak dipermukaan kasusnya lebih besar.
”Kita selalu mendorong keberanian masyarakat untuk melaporkan kasus yang terjadi tersebut. Kami juga siap melakukan pendampingan,” pungkasnya. Waskita