
SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tidak selamanya limbah atau barang-barang sisa itu tidak memiiki nilai guna dan hanya dibuang begitu saja.
Ada kalanya, limbah justru bisa menjadi berkah, yang salah satunya dalah minyak jelantah. Minyak jelantah adalah minyak goreng sisa, yang biasanya warnanya sudah keruh.
Orang yang tidak paham, minyak jelantah seperti ini ujung-ujungnya hanya masuk ke tempat sampah. Namun bagi yang paham, minyak jelantah bisa disulap menjadi berkah, dan bisa mendatangkan rezeki.
Untuk itulah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 123 FKIP UNS mencoba mengenalkan kepada ibu-ibu rumah tangga di Desa Gedongan, Kecamatan Baki, Sukoharjo bagaimana “menyulap” minyak jelantah menjadi berkah.

Ya, di bawah bimbingan Dr Sri Sumarni, ST, MT sebagai dosen pembimbing lapangan (DPL), mereka mengajari ibu-ibu rumah tangga tersebut cara membuat sabun padat berbahan baku dari minyak jelantah. Kegiatan itu dilangsungkan pada Minggu (13/8/2023).
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menyadarkan masyarakat desa Gedongan akan pentingnya memberdayakan limbah rumah tangga seperti minyak jelantah supaya dapat diproduksi menjadi sabun padat. Agar limbah minyak jelantah tidak hanya dibuang begitu saja,” ujar penanggungjawab program tersebut, Anindita, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Anindita menjelaskan, program tersebut diselenggarakan untuk menjawab keluhan warga khususnya ibu-ibu rumah tangga yang mengeluhkan limbah minyak jelantah tak berguna dan hanya dibuang.
Dalam pertemuan tersebut, Anindita menjelaskan seluk beluk seputar minyak jelantah hingga proses pembuatannya.
Dikatakan, program pembuatan minyak jelantah tersebut disambut baik oleh pihak desa sekaligus ibu-ibu PKK desa Gedongan.
Selama workshop pembuatan sabun padat ini berlangsung, ibu-ibu PKK yang mengikuti acara tampak sangat antusias.
Banyak dari ibu-ibu PKK itu mengaku menemukan hal baru setelah digelarna program pembuatan sabun padat tersebut.
Anin berharap semoga dengan adanya workshop itu masyarakat lebih mengetahui pemanfaatan dan pengelolaan minyak jelantah.
“Harapan selanjutnya, bukan hanya untuk mengurangi limbah di alam, namun juga dapat meningkatkan nilai ekonomi dengan adanya sabun padat. “Ya saya berharap semoga masyarakat lebih aware terhadap penggunaan minyak jelantah ini dan dapat meningkatkan nilai ekonomi”, ucap Anin.
Sriyanto, selaku Sekretaris Desa mengungkapkan ketersediaannya untuk membantu menyukseskan program kerja tersebut.
“Program kerjanya bagus, nanti saya sediakan tempat di balai desa untuk pelaksanannya”, ucap Sriyanto.
Sebagai informasi, KKN Kelompok 123 FKIP UNS terdiri dari 11 personel yang masing-masing adalah Rahmad Wahyu Hidayat, Rahman Adib Destyawan, Rama Aji, Sevina Kasih, Erlita Puspaningtyas, Hafidzah Khusnul Qotimah, Shofi Nurtaqiya, Nurul Khasanah, Bella Radisa, dan Anindita Khoirunnisa. [Redaksi]
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.














