SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bahasa ibarat sebuah jendela ilmu. Siapa menguasai bahasa, terbuka kemungkinan luas bagi seseorang untuk berkembang menjadi pribadi yang berkualitas, cerdas dan berkarakter.
Atas dasar konsep itulah, mahasiswa KKN PPM Kelompok 46 Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta menggelar program kerja Bimbingan Belajar (bimbingan belajar) di SD Negeri Wonorejo Desa Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo.
Sasaran pengajaran ini adalah para siswa kelas 6 SD. Ibarat pepatah ‘tak kenal maka tak sayang’, mahasiswa KKN tersebut mengawali kegiatannya dengan perkenalan diri.
Ketika sudah saling kenal dan paham satu sama lain, kegiatan pun berlanjut dengan game tebak–tebakan, dengan menggunakan Bahasa Inggris, atau yang sering disebut Scramble Word.
“Tebak-tebakan dengan Bahasa Inggris ini bertujuan untuk melatih dan melihat kemampuan Bahasa Inggris yang dimiliki siswa,” jelas Trianni Dewi Saraswati, mahasiswa KKN Kelompok 46 Jurusan Bahasa Inggris, FKIP Unisri Surakarta kepada Joglosemarnews.
Di depan para siswa tersebut, Trianni Dewi sengaja menggunakan metode game Scramble Word, dengan tujuan untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar Bahasa Inggris.
Kenapa harus dengan game, Trianni menjelaskan, bahwa untuk mengajak orang membaca buku saja pekerjana sulit, apalagi mengajak anak-anak untuk belajar.
“Terlebih lagi, ini belajar bahasa yang bagi anak-anak di desa masih asing. Maka harus dengan metode yang tepat dan menyenangkan,” papar Trianni.
Ia menjelaskan, Scramble Word merupakan sebuah permainan yang dilakukan dengan menyusun kembali kata-kata yang sudah diacak menjadi bentuk aslinya.
Cara memainkan game ini adalah dengan memilih sebuah tema, kemudian membuat daftar kata yang sesuai dengan tema tersebut.
Memang faktanya, banyak siswa yang jenuh dan mengeluhkan susahnya belajar Bahasa Inggris. Kondisi tersebut menjadikan game Scramble Word ini menjadi solusi untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar Bahsa Inggris.
Trianni menjelaskan, program kerja (Proker) tersebut dilakukan dengan tujuan lebih luas, yakni untuk meningkatkan minat para siswa dalam menguasai Bahasa Inggris.
Bukan hanya belajar sekedar memenuhi tuntutan kurikulum pembelajaran di sekolah saja. Tapi lebih jauh dari itu, mengingat di era digital ini peran Bahasa Inggris menjadi penting.
“Harapannya, melalui Proker ini, para siswa memiliki penunjang pendidikan atau keterampilan untuk menopang masa depan mereka,” papar Trianni Dewi Saraswati. [Redaksi]