
SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Malam tirakatan HUT Kemerdekaan RI ke-78 di RT 06 / RW 10 Jetis Permai (Jesper), Gentan, Sukoharjo, Rabu (16/8/2023) berlangsung penuh meriah dan penuh kegembiraan.
Momentum tersebut seolah menjadi ajang unjuk kreasi yang menyenangkan bagi anak-anak maupun remaja. Bagaimana tidak, di bawah asuhan Rahardjo, anak-anak itu ternyata masih ngebet untuk tampil lagi saat mendekati penghujung acara.

Di luar skenario awal yang hanya tiga lagu, ternyata anak-anak itu masih ingin tampil lagi menyanyikan sebuah lagu, di bawah iringan Opa Raharjo — sapaan akrabnya–, Arga dan Panca.
Sebelumnya, dengan iringan grup Jokustik, mereka sudah menyanyikan tiga buah lagu, yakni “Berkibarlah Benderaku”, “Indonesia Jaya”, dan “Laskar Pelangi”.
Ada satu yang istimewa, karena acara ini dihadiri oleh Dalang Ki Bayu Aji Pamungkas dan seluruh keluarganya. Bahkan empat puteri Ki Bayu Aji ikut tampil gembira dalam pentas anak-anak tersebut.

Sesuai konsep yang diusung, “Merdeka untuk Gembira”, rangkaian acara malam itu memang sarat dengan kegembiraan, meski tidak melupakan unsur nasionalisme dan patriotisme.
Rangkaian acara diawali dengan doa oleh Eyang Katmo, sesepuh di RT 06 Jesper, yang kemudian berlanjut menyanyikan Lagu “Indonesia Raya” dan “Hari Merdeka” dengan dirigen Anselma Ika Satyawati.
Teriakan “Merdeka!” dari Arga Fajar Mahendra usai membacakan naskah teks Proklamasi, seolah menyentakkan kembali semangat dan patriotisme audiens.
Sulistyanto, selaku Ketua Panitia mengucapkan syukur dan terima kasih warga RT 06 / RW 10 Jesper, Gentan yang telah guyup dan gembira membantu berjalannya tirakatan HUT Kemerdekaan RI tersebut.
Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia, yang telah bahu membahu menyiapkan acara tersebut dengan baik.

Ketua RT 06 Jesper, Cahyo Yuli Kristanto dalam sambutannya membacakan sambutan tertulis dari Bupati Sukoharjo, Hj Etik Suryani, SE, MM.
“Mari kita isi kemerdekaan ini dengan kegiatan-kegiatan yang positif,” ujarnya, menyampaikan pesan Bupati Sukoharjo.
Inti dari acara malam itu adalah pemotongan tumpeng Kemerdekaan, yang pada kesempatan itu dilakukan oleh sesepuh RT, Haryono, seorang pensiunan pegawai Pemkot Solo, yang diberikan kepada Hendra, perwakilan remaja.

Grup Jokustik tampil menghibur warga dalam Malam Tirakatan HUT RI ke-78 / Foto: Suhamdani
Sebelum pemotongan tumpeng dilakukan, Haryono melakuan sedikit kilas balik mengenai makna tumpeng. Dia mengatakan, Tumpeng merupakan akronim dari bahasa Jawa metu mempeng (keluar semangat).
“Pikirannya jangan ngeres (jorok) dulu!” ujar Haryono, ketika tahu ucapannya justru mengundang tawa hadirin.
Metu mempeng, demikian Haryono mengatakan, mengandung arti bahwa seseorang seharusnya mau keluar untuk bersosialisasi dan berkarya bagi keluarga dan masyarakat.
Hal itu selaras dengan bentuk tumpeng yang di bawah memiliki diameter luas dan makin ke atas semakin mengecil, mengerucut hingga berupa titik di ujungnya.
Bentuk tumpeng yang semacam ini, menurut Haryono menggambarkan bahwa setiap hidup manusia di dunia ini memiliki ikhtiar dan tujuan yang sama yakni kepada kemuliaan hidup di akherat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka orang harus memiliki akhlak yang baik selama hidup di dunia, selaras dengan akronim metu mempeng di atas.
Selepas acara inti pemotongan tumpeng, suasana semakin ceria dengan tampilnya unjuk performance melalui tiga buah lagu bertema kemerdekaan oleh anak-anak.

Tak mau ketinggalan dari anak-anak, emak-emak pun juga menampilkan performance yang menarik. Dawis 11 misalnya, menampilkan sejarah dan profil tokoh-tokoh nasional yang tetera di gambar mata uang tanah air.
Masing-masing dari mereka membawa tiruan mata uang dari nilai pecahan, mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 100.000. Satu per satu mereka naik ke atas panggung, sembari menceritakan sejarah tokoh nasional pada lembaran yangn dibawa.
“Banyak orang tak kepikiran, siapa tokoh yang tertera di mata uang kita. Maka itulah kita coba ingatkan melalui cara yang menarik seperti ini, agar masyarakat sekarang ingat pada para tokoh bangsa,” papar dr Windya.
Suasana menghentak kembali dengan penampilan emak-emak dari Dawis 13, yang mempertontonkan kebolehan mereka dalam olah gerak dan lagu. Tak canggung mereka berlenggang lenggok dalam jogetan nan memukau.
Melalui vokalisnya G Aryo Wisudo, grup Jokustik pun ikut meramaikan susana dengan menyumbangkan tiga buah lagu.
Acara terasa makin renyah dan bergairah dengan adanya taburan doorprize yang berasal dari sponsor maupun dari warga. Doorprize sangat bervariasi, mulai dari buku, jam tangan cantik, aneka perkakas rumah tangga hingga kipas angin.
Dalang Ki Bayu Aji Pamungkas pun mendapat kehormatan untuk mengambil undian dan membagikan doorprize.
Adapun untuk pembagian hadiah lomba, masing-masing diberikan oleh Ari Sumarwono untuk pemenang lomba voli, Ketua RT Cahyo Yuli Kristanto untuk juara lomba Badminton dan hadiah lomba billiard diserahkan oleh Dalang Ki Bayu Aji Pamungkas.
Sebelum acara ditutup, warga diberi kesempatan untuk mengeluarkan ekspresinya melalui olah vokal spontan yang diiringi organ tunggal oleh Sunu Setiawan. Suhamdani
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.














