
YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Merasa tarif yang dinilai kurang manusiawi, ratusan driver taksi online yang tergabung dalam komunitas Persatuan Komunikasi Jogja (PKJ), menggelar aksi damai di kawasan Malioboro, Kamis (31/8/2023).
Melalui aksi tersebut, mereka menyuarakan tuntutan terkait kenaikan tarif minimal, tarif dasar per kilometer dan potongan tarif maksimal dari aplikator.
Menurut pantauan, massa tiba di Malioboro sekitar pukul 09.20 WIB setelah berjalan kaki dari kawasan Tugu Pal Putih menyusuri sumbu filosofis.
Di depan Gedung DPRD DIY, massa melakukan orasi, meski tidak mendapat restu untuk merangsek masuk lantaran tengah berlangsung Rapat Paripurna.
Sekretaris PKJ, Agus Ariyanto mengungkapkan, bahwa tarif minimal yang diterima driver selama ini kurang manusiawi, karena hanya berkisar antara Rp 9.600 – Rp 10.000 saja.
“Makanya, kami menuntut supaya ditetapkan tarif minimal Rp 15.000 – Rp 20.000 bersih,” tegasnya.
Tarif dasar per kilometer pun juga dinilai kurang manusiawi, karena hanya dipatok antara Rp 3.500 – Rp 6.000. Tarif ini menurut merka dianggap belum mampu mengangkat taraf hidup para driver taksi online, khususnya di Yogyakarta.
“Tarif dasar itu tidak pernah direvisi, meski harga BBM sudah naik. Harapan kami bisa disesuaikan lah, jadi Rp 5.000 – Rp 15.000,” ungkapnya.
Selain itu, menurut Agus, potongan aplikatornya lumayan besar, karena bisa sampai 40 persen.
“Kami mendorong itu maksimal 15 persen dari total tarif,” imbuh Agus.
Dengan kondisi tarif yang minim semacam itu, katanya, setiap harinya para driver hanya bisa membawa pulang uang sekitar Rp 100.000 saja setelah bekerja keras selama lebih kurang 12-15 jam.
“Contoh, dapat kotor Rp 500.000, itu yang dipotong aplikasi sekitar Rp 150.000, BBM Rp 125.000, kemudian cicilan mobil atau sewa Rp 150.000. Sisanya cuma Rp 100.000, belum buat makan,” cetusnya.
Agus pun menegaskan, setelah menggelar aksi di depan Gedung DPRD DIY, massa bakal melanjutkan perjalanan menuju Kepatihan atau Kantor Gubernur DIY, untuk menemui jajaran Dinas Perhubungan.
“Kami berharap Dishub menyampaikan hasil evaluasi, setelah kemarin kita datang, kemudian aplikatornya dipanggil. Harapan kami kenaikan tarif bisa segera dirumuskan di perubahan Pergub,” urainya.
Menurutnya, kepastian tarif itu sangat penting untuk mencegah persaingan tidak sehat dari pihak aplikasi, yang seringkali berlomba-lomba menurunkan harga hingga di bawah batas wajar.
“Kalau ada aplikator yang tidak mengikuti aturan, akan kita pantau dan laporkan. Diharapkan nanti ada sanksi atau peringatan dari pemerintah,” katanya.
“Semoga bulan depan sudah ada kepastian soal penetapan tarifnya. Kalau sebulan nanti tetap tidak ada (progres), kami akan menggelar aksi yang lebih besar lagi,” pungkas Agus.
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















