BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Tujuh kelas SMPN 3 Boyolali direhab skala berat. Sekolah pun mengantisipasi pembelajaran dengan sistem shift untuk kelas VII dan VIII.
Menurut Kepala SMPN 3 Boyolali, Yudhi Sabartono, pihaknya menerima dua bantuan rehabilitasi. Pertama, rehabilitasi tujuh ruang kelas di bagian belakang dengan total bantuan Rp 1,2 miliar dari APBD Boyolali.
“Bangunan sekolah ini kan usia lama, bisa dikatakan baru sedikit yang tersentuh rehab. Usianya sudah dari 1960-an, termasuk sekolah lama. Awalnya kita rehab sendiri, tapi karena faktor usia gedung, akhirnya membutuhkan rehabilitasi berat,” katanya, Minggu (3/9/2023).
Terkait pembelajaran, pihaknya telah berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali. Sekolah menerapkan sistem pembelajaran tatap muka (PTM) dengan sistem shift.
“Atas izin dari Disdikbud, kelas VII dan VIII masuk bergantian pagi dan siang. Sistem shift ini maksimal tiga bulan selama rehab berlangsung,” terangnya
Sedangkan rehabilitasi kedua di bagian depan masih dalam proses lelang. Sekolah akan menyelesaikan pembangunan ruang kelas bagian belakang. Setelah itu, baru dilanjutkan bagian depan. Empat ruang kelas dan dua ruang guru akan dirobohkan total. “Kemudian dibangun ulang. Nilai rehabilitasi bagian depan sekitar Rp 1,5 miliar.”
Sebelumnya, Sekretaris Disdikbud Boyolali, Lasno mengatakan ada dua sekolah yang mendapat bantuan dari APBD Boyolali. Bantuan APBD tahun ini menyasar SMPN di wilayah Kecamatan Boyolali Kota. Yakni, SMPN 5 senilai Rp 562 juta dan SMPN 3 Boyolali senilai Rp 1,2 miliar.
“Kedua sekolah ini mendapatkan bantuan penambahan ruang kelas. Total kucuran dana APBD untuk rehabilitasi sekolah sekira Rp 1,7 miliar,” katanya
Selain itu, ada bantuan rehabilitasi dari DAK menyasar lima sekolah. Yakni, SMPN 3 Juwangi, SMPN 1 Kemusu, SMPN 2 Wonosegoro, dan SMPN 2 Karanggede. Kemudian, ada satu sekolah swasta SMP BK Musuk.
“Total keseluruhan bantuan rehabilitasi mencapai Rp 7.873.000.000,” tandasnya. Waskita