SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Selama ini, sampah sering dianggap merupakan barang-barang tak berguna, yangakhirnya hanya berujung ke tempat pembuangan sampah.
Namun dengan sentuhan kreativitas, sampah ternyata bisa diolah dan menghasilkan sebuah produk ramah lingkungan yang bermanfaat bagi manusia.
Salah satu produk daur ulang sampah yang memiliki manfaat bagi manusia adalah produk eco enzyme dari sampah organik.
Tips untuk membuat eco enzyme dari sampah organik tersebut ditularkan oleh mahasiswa KKN Kelompok 115 UNS tahun 2023 kepada masyarakat Desa Bentak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 70% sampah jenis organik menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, masih banyak masyarakat yang cenderung membuang sembarangan atau membakar sampah yang dihasilkan.
Karena itulah, pengelolaan sampah dari rumah menjadi salah satu upaya yang dipercaya dapat meminimalisir peningkatan sampah di TPA.
Konsep tersebut dengan sendirinya mendorong masyarakat untuk berperilaku kreatif dalam mengelola sampah, salah satunya adalah dengan memanfaatkan sampah untuk keperluan sehari-hari.
organik,” papar Ketua KKN Kelompok 115 UNS, Iskandar Agung Dzulkarnain seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Kebiasaan tersebut disebabkan belum terjangkaunya fasilitas Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Ditambah adanya ketakutakan masyarakat apabila TPS tersebut berakhir menjadi media penyakit dan sumber bau.
Padahal, ditinjau dari sisi kesehatan, pembakaran sampah anorganik akan menimbulkan permasalahan bagi lingkungan sekitar dan kesehatan masyarakat.
Sementara di sisi lain, penimbunan sampah organik juga sering dikeluhkan warga dikarenakan prosesnya yang memakan cukup waktu lama.
“Karena itulah, kami berinisiatif untuk melakukan sosialisasi pengelolaan dan pemanfaatan sampah, salah satunya pembuatan eco enzyme dari sampah organik sisa rumah tangga,” papar Iskandar lebih lanjut.
Iskandar Agung menjelaskan, eco enzyme merupakan hasil fermentasi sisa dapur organik dari buah-buahan dan sayuran, gula (piloncillo, panela atau gula tebu) dan air. Warnanya coklat tua dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat.
Eco enzyme sendiri dapat digunakan sebagai pengganti produk pembersih. Seperti yang kita ketahui, dengan menggunakan produk pembersih berbahan kimia, secara tak langsung kita juga telah mencemari air, sungai dan ekosistem sekitar.
Sedangkan eco enzyme merupakan produk yang terbuat dari bahan organik, tanpa bahan kimia, tentunya ramah lingkungan karena dapat terurai secara alami.
Respons Positif
Sosialisasi pemanfaatan sampah organik itu sendiri dilakukan pada Sabtu (19/8/2023) bertempat di Balai Desa Bentak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat merespons positif dengan menyimak dan aktif bertanya saat sesi tanya jawab dibuka.
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, masyarakat tidak hanya diberi teori semata. Namun, mereka secara aktif diajak untuk melakukan praktik pembuatan eco enzyme dari sampah organik sebagai sarana pembelajaran langsung oleh masyrakat.
Dari adanya kegiatan tersebut, diharapkan para peserta dapat tertarik dan mengajak masyarakat sekitar untuk memanfaatkan sampah organik menjadi eco enzyme.
Pada akhir acara, diberikan pula hasil eco eznyme dan kartu cara pembuatan eco enzyme sebagai sebagai kenang-kenangan.
“Pemberian eco enzyme juga diharapkan dapat menjadi sarana praktik masyarakat dalam pengaplikasian eco enzyme di rumah,” pungkas Iskandar.
Adapun tim KKN 115 UNS terdiri dari Iskandar Agung Dzulkarnain (Ketua), Aurelia Farrah Syafira, Bela Ismawati Nuraisa, Fadlila Nurwanda, Faradilla Izzah Rahmadani, Rizki Rahmawati, Wijanarko Rifqi Nugroho, Fathiya Nur Afifah dan Fayza Rachmalia. [Redaksi]