YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ada saja cara yang digunakan masyarakat di kawasan Malioboro ini untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan tidak bau.
Saking jengkelnya kawasan itu bau pesing karena digunakan kencing oleh orang tak bertanggung jawab, sejumlah warga pun berinisiatif untuk menabur bunga di depan lorong sempit di kawasan Malioboro tersebut.
Maksudnya, kemungkinan untuk menimbulkan kesan bahwa tempat tersebut “wingit” dan sakral dan sering digunakan sebagai tempat sesaji, sehingga tidak digunakan sebagai tempat buang air kencing orang-orang tak bertanggung jawab.
Taburan bunga di depan gang itu bahkan viral di media sosial Instagram. Dalam video yang diunggah, menunjukkan gang berukuran kurang dari 1 meter di mana lantainya ditaburi bunga yang biasa digunakan saat tradisi ziarah.
Menanggapi fenomena tersebut, Kepala UPT Cagar Budaya Kota Yogyakarta Ekwanto mengakui bau pesing akibat orang kencing sembarangan memang masih menjadi permasalahan di kawasan Malioboro.
Pihaknya mengaku kesulitan melakukan pengawasan. Terlebih Malioboro merupakan kawasan dengan tingkat aktivitas tinggi sehingga ada banyak orang yang berlalu-lalang di sana.
Mulai dari wisatawan, pelaku usaha, pengemudi becak maupun andong.
Sementara pemasangan rambu-rambu peringatan dikatakannya juga tidak efektif.
“Ya kita tindaklanjuti, kita coba optimalkan petugas kami di sana. Walaupun banyak orang seliweran di sana akan kita tegur kalau ada yang kedapatan kencing sembarangan,” jelas Ekwanto, Jumat (15/9/2023).
Selain di gang sempit tersebut, menurutnya ada lokasi lain yang kerap dijadikan tempat buang air kecil sembarangan.
Yakni di sekitar Tourist Information Center yang juga berada di Jalan Malioboro.
Jika ada warga yang mengeluhkan bau pesing, UPT akan berkomunikasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Yogyakarta untuk mengguyur lokasi tersebut dengan air yang biasa disiramkan ke tanaman di kawasan Malioboro.
“Jadi kalau ada penyiraman bisa minta tolong sekalian siramkan,” jelasnya.
Dia mengatakan, pemerintah setempat sebetulnya telah menyiapkan sejumlah toilet umum di sepanjang Jalan Malioboro.
Yakni toilet di Teras Malioboro 2, Kompleks Kepatihan, di Masjid DPRD DIY, lalu toilet internasional di depan kantor Bank Indonesia.
Meski demikian, keberadaannya masih dianggap kurang atau belum sanggup mengkaver seluruh kawasan Malioboro.
Ekwanto mengungkapkan, sebenarnya sudah ada CSR yang menawarkan pembangunan toilet baru, namun terkendala karena keterbatasan tempat.
“Cuma kami kesulitan penempatannya, kami nunggu kebijakan dari Pemda DIY dan Pemkot untuk titik-titik toilet. Sebenarnya sudah ada wacana untuk menambahkan lagi,” terangnya.