
BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Warga Dukuh Turibang, Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak yang tergabung dalam Pokmas Ngudi Tirto Lestari berhasil mengolah eceng gondok menjadi biogas untuk keperluan memasak.
Selama ini, gulma tersebut tumbuh subur di perairan, termasuk di Waduk Cengklik. Gulma ini menjadi momok bagi para petani keramba apung dan nelayan karena dapat menutupi permukaan air dan mengganggu aktivitas mereka.
Upaya pembersihan pun rutin dilakukan. Bahkan, setiap kemarau, para petani keramba dan nelayan bergotong royong membabat eceng gondok yang mongering untuk dibakar. Namun, saat hujan tiba, eceng gondok kembali tumbuh dengan cepatnya.
Kini, warga Dukuh Turibang yang tergabung dalam Pokmas Ngudi Tirto Lestari mmeiliki solusi jitu mengatasi pertumbuhan eceng gondok. Yaitu dengan mnegolaj eceng gondok menjadi biogas untuk memasak.
“Semua ini tak lepas dari bantuan CSR PT Pertamina Patra Niaga,” ujar Ketua Pokmas Ngudi Tirto Lestari, Turut Raharjo.
Dijelaskan, cara pembuatan biogas eceng gondok sangat mudah. Awalnya, eceng gondok dicacah halus dan ditambah campuran air, starter kedalam tong biodegester. Biarkan selama 21 hari, sehingga terjadi fermentasi.
“Biogas pun siap digunakan untuk memasak. Agar biogas bisa terus digunakan, tiap hari biodegester harus ditambah maka eceng gondok.”
Tak hanya menghasilkan biogas untuk memasak, juga ada hasil sampingan pupuk cair yang merupakan limbah dari fermentasi. Saat ini pupuk cairsudah digunakan oleh puluhan petani sayuran di wilayah Kecamatan Ngemplak.
Hasilnya dinilai bagus. Dari percobaan, tanaman kangkung yang diberi pupuk cair ini bisa panen 3 hari lebih cepat. Biasanya panen pada hari ke-23 setelah tanam. Setelah pakai pupuk cair, bisa panen pada hari ke-20.
”Kami juga membuat pupuk padat berbahan eceng gondok,” katanya.
Anggota Pokmas, Dalmanto menambahkan, pihaknya saat ini juga sedang mencoba memakai biogas untuk menyalakan lampu penerangan jalan umum. Biodegester dibuat permanen dengan bangunan tembok berkapasitas besar.
“Dari ujicoba, peralatan bantuan CSR PT Pertamina Patra Niaga bisa digunakan menyalakan 4 lampu PJU selama dua malam,” katanya.
Adapun cara kerjanya, biogas yang keluar dari biodegester digunakan untuk menyalakan genset. Genset lalu mengisi day ake aki. “Nah, daya dari aki inilah yang kemudian digunakan untuk menyalakan lampu PJU.”
Ibu Yana, warga setempat mengaku cukup puas menggunakan biogas eceng gondok. Meski belum maksimal, namun sudah bisa mengurangi pemakaian elpiji 3 kg. “Kalau memasak, ya pakai biogas eceng gondok dulu. Kalau kurang, baru baru pakai elpiji 3 kg.” Waskita
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com