Beranda Nasional Jogja Aktivitas Penerbangan di YIA Sempat Terganggu oleh Kabut Miterius di Kulonprogo

Aktivitas Penerbangan di YIA Sempat Terganggu oleh Kabut Miterius di Kulonprogo

Tangkapan video kabut tebal di kawasan Bandara YIA Kulon Progo, Jumat (6/10/2023) | tribunnews

KULONPROGO, JOGLOSEMARNEWS.COM Aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Yogyakarta alias Yogyakarta International Airport (YIA) sempat terganggu oleh fenomena kabut tebal yang melanda kawasan tersebut Jumat (6/10/2023).

Fenomena kabut tebal itu memang menerpa wilayah pesisir selatan Kulonprogo pada Jumat (06/10/2023) sore.

Stakeholder Relation Manager YIA , Ike Yutiane mengatakan gangguan terhadap aktivitas penerbangan terjadi sekitar pukul 18.11 WIB.

“Adanya kabut membuat jarak pandang menjadi hanya 500 meter,” kata Ike memberikan keterangannya malam ini.

Menurutnya, sejumlah penerbangan yang menuju YIA terpaksa harus bertahan di udara (holding area), dialihkan (divert), bahkan kembali ke bandara asal (return to base).

7 Penerbangan Terdampak

Penerbangan yang harus bertahan di udara antara lain Pelita Air Service dengan kode IP 244 dan Batik Air ID 7551.

Keduanya berasal dari Jakarta.

Sementara penerbangan yang dialihkan adalah Super Air Jet 950, Lion Air 567, dan Lion Air 665.

Baca Juga :  Festival Keistimewaan Yogyakarta 2025, Ruang Belajar Budaya bagi Generasi Muda DIY

Ketiga penerbangan dialihkan tujuannya ke Bandara Internasional Juanda di Surabaya, Jawa Timur.

“Sedangkan yang harus kembali ke bandara asal adalah Batik Air 6372 dan Trans Nusa yang sama-sama berasal dari Jakarta,” jelas Ike.

Meski demikian, gangguan kabut ini tidak berlangsung lama.

Adapun penerbangan yang sebelumnya harus bertahan di udara kini sudah mendarat di YIA sekitar pukul 19.00 WIB tadi.

Terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono menjelaskan fenomena kabut sore ini terjadi karena adanya uap air dari Samudra Hindia yang masuk wilayah YIA.

“Umumnya disebabkan oleh suhu udara dingin diikuti kelembaban udara permukaan bumi yang tinggi,” jelasnya.

Menurut Warjono, suhu udara dingin biasanya muncul di sore hari.

Kondisi ini menyebabkan uap air akan sampai di permukaan bumi dan menyebabkan kabut.

Meski begitu ia menyebut fenomena kabut sebagai hal yang biasa terjadi, terutama saat dini hingga pagi hari serta saat sore hari hingga menjelang malam hari.

Baca Juga :  Honda Jazz Tiba-tiba Terbakar di Bantul, Diduga Karena Korsleting Listrik

“Biasanya kabut akan hilang seiring pemanasan matahari atau karena tiupan angin kencang,” kata Warjono.

www.tribunnews.com

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.