
WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM โ Dampak kemarau panjang dan cuaca panas terhadap pasokan air PDAM Giri Tirta Sari Wonogiri, atau PDAM Wonogiri, semakin terasa. Salah satunya terjadi pada aliran Sungai Bengawan Solo yang berdekatan dengan pintu air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.
Penurunan debit air PDAM Wonogiri menyebabkan gangguan dalam pelayanan kepada pelanggan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, PDAM Wonogiri telah mengambil langkah-langkah strategis. Salah satunya adalah dengan mendirikan bendungan darurat di aliran Bengawan Solo. Selain itu, sejumlah ponton di sumber air baku PDAM Wonogiri telah disusun ulang untuk memastikan cakupan air yang optimal.
Direktur PDAM Wonogiri Sumarjo, menjelaskan bahwa debit air awalnya mencapai 27 meter kubik per detik. Namun, akibat kemarau, angka tersebut turun drastis menjadi 5 meter kubik per detik.
โSemula 27 meter kubik per detik, kemudian turun menjadi 10, dan sekarang hanya 5. Oleh karena itu, kita mendirikan bendungan darurat,โ ungkap Direktur PDAM Wonogiri Sumarjo baru baru ini.
Pembangunan bendungan ini diharapkan dapat mengembalikan pelayanan normal, terutama bagi pelanggan di Kecamatan Wonogiri dan Selogiri.
โDari pasokan air baku tersebut, produksi biasanya mencapai 70 liter per detik. Sekarang, tinggal 45 liter per detik. Meskipun begitu, pelayanan tetap berlangsung,โ tambah Direktur PDAM Wonogiri Sumarjo.
Direktur PDAM Wonogiri Sumarjo menyadari bahwa kondisi ini merupakan fenomena alam yang umum terjadi selama musim kemarau. Ia bersyukur bahwa PDAM Wonogiri masih dapat beroperasi meskipun debit air mengalami penurunan drastis.
โDibanding daerah lain, Wonogiri bersyukur masih bisa beroperasi. Beberapa PDAM di daerah lain mengalami off karena tidak ada pasokan air,โ ungkap Direktur PDAM Wonogiri Sumarjo.
Masyarakat juga diimbau untuk menambah kapasitas bak penampungan air atau tandon di rumah masing-masing sebagai langkah antisipasi untuk menyediakan cadangan air. Aris Arianto