Beranda Daerah Boyolali Dampak PMK dan LSD, Populasi Sapi di Boyolali Turun

Dampak PMK dan LSD, Populasi Sapi di Boyolali Turun

Populasi sapi di Boyolali mengalami penurunan akibat Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) serta lumpy skin deseases (LSD) serta antraks. Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) serta lumpy skin deseases (LSD) serta antraks merugikan peternak di Boyolali. Dampaknya, banyak ternak mati sehingga populasi sapi pun berkurang.

Menurut Bupati Boyolali, M Said Hidayat, berdasarkan data jumlah ternak sapi di Boyolali sebelumnya 207 ribu ekor. Namun karena dampak dari PMK dan LSD maka jumlah ternak sapi turun menjadi 161 ribu ekor.

“Maka kami berharao melalui kegiatan Bulan Bakti Peternakan ke-187 dan Hari Pangan ke-43 bisa mendorong potensi peternakan dan pertanian dalam upaya menjaga ketahanan pangan di Kota Susu,” katanya, Selasa (10/10/2023).

Dijelaskan, sektor peternakan menjadi ikon Boyolali. Utamanya dalam menjadikan Boyolali sebagai Kota Susu dan Kota Sapi. Saat ini produksi daging sapi sebanyak 12 juta kilogram dan susu perah 53 juta liter per tahun.

“Proyeksi ke depan, Boyolali bisa mandiri pangan, daging dan susu.”

Baca Juga :  Peringati Hari Cinta Puspa & Satwa, AFT Adi Sumarmo Selenggarakan Lawu Flora Festival 2024 di Karanganyar

Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengakui terjadinya penurunan jumlah ternak sekitar 46 ribu ekor. Hal itu imbas dari wabah PMK dan LSD. Populasi ternak semakin turun disusul dengan Idhul Adha.

“Banyak sapi yang dikirim ke luar daerah maupun disembelih di wilayah Boyolali.”

Petani dan peternak cenderung menunggu kondisi stabil untuk membeli ternak lagi. “Tren untuk pembelian ternak lagi belum signifikan. Tapi secara kurva, produktivitas ternak sudah mulai merangkak naik.”

Bagaimana dengan harga ternak? Lusi mengaku harganya masih stabil. Meski ada beberapa yang mengalami penurunan harga, hanya tidak sampai signifikan. Harga daging sapi juga cenderung stabil, berkisar Rp 120 – Rp 130-an ribu/kg.

“Kami memastikan wabah PMK dan LSD sudah tertangani, jadi petani tak perlu khawatir.”

Selain itu, pihaknya juga menggenjot vaksin tahap kedua. Tiap sapi wajib memiliki ear tag yang memuat informasi kesehatan hewan. Begitu diketahui ada sapi belum pernah mendapat vaksin, tim Disnakan akan memberikan vaksinasi gratis.

Baca Juga :  Tempat Parkir Motor di Desa Butuh, Boyolali Terbakar, 36 Motor Tinggal Kerangka

“Besuk kami gelar talkshow untuk mencari cara mengembalikan produksi ternak sapi. Juga lomba pedet dan indukan. Produknya juga kami fasilitasi melalui jejaring pemasaran,” terangnya. Waskita