BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Dampak kemarau panjang terus meluas. Total ada 31 desa di 10 kecamatan kekurangan air bersih. Untuk itu, intensitas pengiriman bantuan air ikut bertambah. Sebelumnya maksimal hanya enam tangki, kini jadi 12 tangki perhari.
“Hingga akhir pekan kemarin, dropping air Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali mencapai 2,1 juta liter,” ujarnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suparman, Minggu (1/10/2023).
Dijelaskan, dropping air terus berlanjut. Permintaan bantuan air juga datang setiap harinya. Sebaran distribusi air bersih menyasar 112 dukuh di 31 desa di 10 wilayah kecamatan.
Ditambahkan, dari 10 kecamatan, paling banyak di Kecamatan Wonosamudro dengan 116 tangki atau 621 ribu liter air; Tamansari 85 tangki; Kemusu 72 tangki; Juwangi 64 tangki dan Wonosegoro 52 tangki.
Kemudian, Kecamatan Selo menerima dropping delapan tangki; Andong lima tangki, Cepogo empat tangki, Gladagsari tiga tangki dan Klego tiga tangki.
Desa dengan paling banyak mendapat bantuan ada dua, yakni, Desa Kedungrejo Kecamatan Kemusu sudah BPBD kirim 51 tangki. Kemudian Desa Guwo Kecamatan Wonosegoro sudah dikirim 34 tangki. Sedangkan 29 desa lainnya kami dropping di bawah 28 kali. Intensitas pengiriman air bersih juga bertambah.
“Sebelumnya, maksimal enam tangki sesuai armada yang ada. Kini bisa mencapai 11-12 tangki perhari,” lanjutnya.
Terkait solusi jangka panjang untuk menghadapi kekeringan, Suparman mengaku masih digodok lebih lanjut. Saat ini ada wacana pembuatan sumur dalam di kecamatan langganan kekeringan. “Namun butuh biaya yang besar. Jadi hal itu nasih dikaji,” tandasnya. Waskita