Beranda Edukasi Pendidikan Manfaatkan Limbah Produksi Wayang, Tim PKM PM UNS Semar Craft Lakukan Pemberdayaan...

Manfaatkan Limbah Produksi Wayang, Tim PKM PM UNS Semar Craft Lakukan Pemberdayaan Bisnis Kerajinan Tangan Berbasis Ecopreuner pada Ibu-ibu PKK Dusun Butuh Klaten

Ibu-ibu PKK Dusun Butuh, Sidowarno, Wonosari, Klaten berfoto bersama dengan mahasiswa Tim PKM-PM UNS sembari menunjukkan hasil kerajinan kulit karya mereka dalam pelatihan | Foto: Istimewa

KLATEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dikenal dengan warisan budayanya, salah satunya adalah seni pembuatan wayang kulit.

Dusun Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, merupakan salah satu tempat di mana seni wayang kulit berkembang pesat. Hanya saja, di balik potensinya tersebut, ada sebagian bahan pembuatan wayang kulit yang terbuang percuma.

Sementara di sisi lain, kaum wanita, atau Ibu-ibu PKK Dusun setempat sejauh ini belum memiliki penghasilan untuk menopang ekonomi keluarga.

Berangkat dari kenyataan itulah, Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) UNS Semar Craft,  Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar pelatihan membuat  kerajinan tangan dari limbah kulit kerbau produksi wayang berupa gantungan kunci dan pembatas buku bertemakan pewayangan.

Pelatihan tersebut ditujukan kepada Ibu-ibu PKK Dusun Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Klaten, agar memiliki penghasilan tetap untuk membantu ekonomi keluarga.

“Kerajinan ini memanfaatkan bahan dari limbah kulit sisa produksi wayang. Jadi limbah kulit tidak terbuang percuma, dan justru bisa bermanfaat untuk menopang ekonomi keluarga,” terang Ketua PKM PM UNS, Mita, sebagaimana dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Mahasiswa Tim PKM PM UNS sedang memberikan penjelasan kepada Ibu-ibu PKK Dusun Butuh, Desa Sidowarno, Wonosari, Klaten mengenai cara pembuatan kerajinan berbahan limbah kulit | Foto: Istimewa

Mita menjelaskan, program terseut bukan hanya tentang menciptakan produk unik dan berkualitas tinggi. Tetapi lebih dari itu, yakni bagaimana memberdayakan para Ibu PKK di Dusun Butuh, Klaten tersebut.

Baca Juga :  DKV ISI Surakarta Siapkan Strategi Lolos Hibah DRPPM dan PISN 2026

Kulit kerbau, yang sebelumnya sering dianggap sebagai limbah, menjadi bahan baku utama dalam pembuatan souvenir berupa gantungan kunci dan pembatas buku. Untuk mengerjakannya, mereka menggunakan teknik tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Tidak ada pembedaan pekerjaan antara laki-laki dan perempuan, Ibu-ibu PKK tersebut sangat antusias dan terlibat aktif dalam setiap tahap pembuatan. Mulai dari penyiapan kulit kerbau, menggambar pola, menatah, hingga melukis kerajinan tangan mereka.

Mahasiswa Tim PKM PM UNS sedang memberikan penjelasan kepada Ibu-ibu PKK Dusun Butuh, Desa Sidowarno, Wonosari, Klaten dalam pelatihan pembuatan kerajinan berbahan limbah kulit | Foto: Istimewa

Mita menjelaskan, pelatihan tersebut tidak hanya berhenti sebatas pada proses produksi, namun juga mengajari Ibu-ibu PKK tersebut bagaimana mengemas dan memasarkan produk mereka.

Dalam pelatihan ini, Ibu-ibu PKK Dusun Butuh dibimbing untuk menciptakan kemasan ramah lingkungan sambil tetap memperhatikan unsur estetika, tren dan permintaan dari produk yang dihasilkan.

Selanjutnya, para Ibu-ibu PKK tersebut dilatih untuk memasarkan produk kerajinan kulit yang mereka hasilkan secara konvensional maupun secara daring.

Untuk pemasaran secara konvensional, mereka diajari bagaimana menjalin kerja sama dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat. Sementara itu, pemasaran secara daring, mereka diajari bagaimana memanaatkan berbagai platform digital.

Baca Juga :  971 Sekolah Rebut Adiwiyata 2025, 2 Madrasah dari Eks Karesidenan Surakarta Lolos, ini Daftarnya

“Semua Ibu-ibu yang kita temui tadi malah bilang ingin programnya dilanjutkan. Bahkan setelah program kita ini selesai,” ungkap Mita lebih lanjut.

Untuk diketahui, Tim PKM PM UNS Semar Craft UNS beranggotakan Harnanda Mita Anggar Sari, Bagus Prayoga, Luluk Sri Javita Asharani, Abdullah Hanif Al Azzam dan Ririn Puspitasari.

Adapun selama melakukan pelatihan, mereka didampingi oleh dosen pembimbing lapangan (DPL), Dr Septi Yulisetiani, SPd, MPd. [Redaksi]

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.