![Ngopi Ngopi](https://joglosemarnews.com/images/2023/10/IMG-20231007-WA0005.jpg)
WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kemenag Jateng menggelar agenda Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) Bidang Pendidikan Agama Islam Angaktan XXVII, Jumat (6/10/2023), di Golden Resto Wonogiri.
Agenda yang dipandu moderator Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Kasi PAKIS) Kemenag Kabupaten Wonogiri, Heru Budi Santosa, itu diikuti guru, pegiat pendidikan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Pada kesempatan itu, Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti dan Sihono dari Klaten menyampaikan pandangannya tentang pentingnya sinergitas antara sekolah, orangtua, dan masyarakat dalam mendidik anak.
Endang Maria Astuti menyatakan prihatin dengan banyaknya anak yang putus sekolah. Menurut dia, sebagian anak yang putus sekolah itu karena hamil di luar nikah.
“Kita harus bersama-sama menggerakkan agar masyarakat bisa menimba ilmu secara baik dalam kondisi apapun. Perlu upaya bagaimana pendidikan bisa mensejahterakan masyarakat,” kata Endang Maria Astuti.
Ia menyatakan sekolah formal itu penting. Menurutnya, seorang guru setidaknya bisa memberikan bekal dan bisa memberikan contoh, tidak sekadar mentransfer ilmu.
“Hasil Ngopi, Ngobrol Pendidikan Islam diharapkan mampu menguatkan Profil Pelajar Pancasila dan Moderasi Agama sampai tingkat pelosok. Kita juga sangat berharap generasi penerus Bangsa ini bijak dalam bermedia sosial,” ujar Endang Maria Astuti.
Endang Maria Astuti mengajak para peserta agar mampu mendorong anak didik belajar tekun dan bisa menjadi anak yang shalih dan shalihah. Sehingga, mereka tidak menjadi sampah masyarakat.
“Pada kesempatan ini saya juga perlu sampaikan bahwa menyampaikan moderasi beragama sejak dini kepada anak didik itu penting. Moderasi beragama berarti masing-masing umat beragama memperkokoh ajaran agamanya. Tidak mencampuradukkan agama menjadi satu, tidak perlu mengolok-olok agama lain, dan tidak perlu merendahkan agama lain,” jelas Endang Maria Astuti
Senada dengan Endang, Sihono juga menekankan pentingnya sinergitas dalam mendidik anak. Menurutnya, sekolah, orangtua, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak.
“Untuk sukses dalam mendidik anak, perlu sinergitas sekolah, orangtua, dan masyarakat. Ketiga pihak harus saling mendukung dan berkolaborasi,” kata Sihono.
Ia menegaskan moderasi beragama diluncurkan Kementerian Agama mencakup empat indikator yaitu komitmen kebangsaan (nasionalis), anti kekerasan, sikap toleransi, dan penerimaan tradisi.
“Mari kita jaga bareng komitmen kebangsaan. Jangan saling mengganggu. Beda agama itu biasa. Kita harus berupaya anti kekerasan apalagi di era digital,” terang Sihono.
Dia juga menyampaikan pentingnya membatasi penggunaan HP pada anak-anak. Menurut dia, HP dapat menjadi faktor pengganggu dalam proses belajar anak.
“Saya di rumah ada kesepakatan puasa HP mulai habis Maghrib sampai jam delapan malam. Peran serta keluarga sangat penting saat anak-anak di rumah,” tegas Sihono
Pesan untuk Generasi Emas
Melalui Ngopi, Endang dan Sihono ingin menyampaikan pesan kepada generasi emas Indonesia agar menjadi generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan cinta Tanah Air. Generasi emas Indonesia harus menjadi generasi yang toleran dan menghargai perbedaan. Aris Arianto
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com