BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Sebagai salah satu gunung teraktif di dunia, Gunung Merapi memiliki karakteristik tersendiri. Termasuk flora dan faunanya yang memiliki “genetik” berbeda. Dimana flora dan fauna yang ada memiliki kemampuan bertahan hidup tinggi.
Menurut Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Muhammad Wahyudi, kawasan taman nasional Gunung Merapi memiliki keragaman flora dan fauna yang dilindungi. Pelestarian flora dan fauna ini tak hanya menjadi tanggung jawab BTNGM saja. Namun, juga masyarakat dan aset bagi pemerintah daerah.
“Fauna yang paling kita jaga adalah elang Jawa, lutung Jawa, trenggiling, landak dan masih banyak di kawasan taman nasional,” katanya, Rabu (3/10/2023).
Dijelaskan, pihaknya juga telah memasang 15 kamera trap yang tersebar dibeberapa titik. Kamera tersebut digunakan untuk memantau fauna yang ada disana. Fauna seperti kijang, landak, lutung dan lainnya sering tertangkap kamera trap.
“Keberadaan BTNGM hanya membantu menjaga dan mengelola. Namun, keanekaragaman hayati dan satwa merupakan aset daerah,” lanjutnya.
Menurutnya banyak potensi alam bisa dikembangkan menjadi tempat wisata. Hal ini tentu bisa menambah pendapatan daerah. Belum lagi kekayaan flora yang beraneka ragam dan berpotensi untuk diolah menjadi kosmetik maupun obat.
“Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi kaya dengan berbagai jenis tanaman yang bisa dikembangkan menjadi bedak, sabun hingga obat-obatan. Ada juga yang bisa diolah jadi obat kuat lho,” tandasnya.
Tak hanya itu saja, siklus aktif Merapi juga berdampak terhadap genetik tanaman yang ada. Meskipun spesies tanaman sama dengan yang di bawah, jauh dari Merapi. Namun tanaman di kawasan Merapi memiliki karakteristik berbeda.
“Karena kondisi Merapi, maka genetik tanaman disana mengalami perubahan struktur. Kemampuan bertahan hidup lebih tinggi,” pungkasnya. Waskita