JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Heboh Kiriman Bunga Kantil, Beras Kuning dan Kemenyan di Sragen, Ini Makna Filosofisnya

Seperti ini bentuk teror kiriman bunga kantil dan beras kuning di desa-desa di Sragen | Foto: Huri Yanto | Kolase: Suhamdani
ย ย ย 

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM โ€“ Warga Sragen dihebohkan dengan adanya kiriman misterius berupa bunga rangkaian bunga kantil, beras kuning, telor dan kemenyan di sejumlah desa di Kecamatan Sidoharjo, Sragen.

Apalagi saat ini memasuki masa kampanye dan menghadapi gelaran Pilpres dan Pemilu 2024, maka kiriman misterius tersebut memunculkan beragam reaksi dan multitafsir.

Apakah kiriman yang tak jelas siapa pelakunya tersebut mengandung pesan-pesan negatif dan merupakan teror, ataukah sebaliknya, terkandung pesan dan harapan positif di dalam benda-benda tersebut?

Berikut ini makna dari masing-masing benda dalam kiriman misterius itu menurut tradisi dan dan budaya Jawa.

 

  1. Bunga Kantil
Bunga Kantil | Foto Ilustrasi: tribunnews

Sebenarnya bunga kantil memiliki makna simbolis dalam filosofi Jawa. Umumnya, kantil melambangkan keindahan yang tumbuh dari dalam, di mana hal ini sejalan dengan konsep kecantikan batin dan spiritualitas. Bunga kantil ini sering dikaitkan dengan keanggunan, kelembutan, dan kebijaksanaan dalam budaya Jawa.

  1. Beras Kuning
Baca Juga :  Momen Fatayat NU Tanon Gelar Jalan Sehat Memperingati HUT RI ke-79, Dihadiri Sriyanto Saputro Anggota DPR RI Terpilih Dapil Sragen Karanganyar Wonogiri
Beras Kuning | Foto ilustrasi: Tribunnews

Beras kuning dalam filosofi Jawa sering kali melambangkan kemakmuran, kelimpahan, dan keberuntungan. Sementara itu warna kuning dianggap sebagai simbol kejayaan dan kekayaan dalam budaya Jawa. Selain itu, beras kuning juga dapat mewakili kesuburan dan keberlanjutan hidup.

  1. Kemenyan
Kemenyan | Foto ilustrasi: Suhamdani

Kemenyan dalam filosofi Jawa sering dianggap sebagai simbol kesucian dan pengorbanan. Aromanya yang harum ketika dibakar dianggap dapat membersihkan ruang spiritual dan memfasilitasi komunikasi dengan dunia ruh. Dalam banyak upacara keagamaan Jawa, kemenyan digunakan untuk memohon restu, membersihkan diri dari energi negatif, dan sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur atau ruh-ruh yang dihormati.

  1. Telor
Baca Juga :  Akhirnya Partai Gerindra Putuskan Berikan Surat Rekomendasi Ke Bowo Suwardi di Pilkada Sragen 2024
Telor | Foto ilustrasi: Suhamdani

Dalam filosofi Jawa, telor sering kali melambangkan kesuburan, potensi, dan awal dari sesuatu yang baru. Telor dianggap sebagai simbol kehidupan dan kemungkinan pertumbuhan. Dalam beberapa tradisi Jawa, telor juga digunakan dalam upacara-upacara untuk menggambarkan kesuburan dan harapan akan kehidupan yang tumbuh dan berkembang.

Merujuk pada penjelasan di atas, sebenarnya keberadaan benda-benda yang dihebohkan tersebut, terlepas dari siapa pengirimnya, tidak selamanya bermakna teror atau ancaman.

Justru di dalamnya terkandung nilai-nilai positif dan harapan sebuah kebaikan. (Suhamdani-berbagai sumber)

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com