YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebanyak 32 perupa yang tergabung dalam kelompok Gores Warna menggelar pameran bersama karya seni rupa di Gallery Kopi Macan Jalan Bugisan Selatan 9B Tegal Senggotan Tirtonirmolo Kasihan Bantul DIY.
Pameran dalam rangka Hari Ibu 22 Desember bertajuk Blessing of the Earth yang akan berlangsung hingga 2 Januari 2024 dibuka Sabtu (23/12/2023) oleh BRAy Iriani Wijoyo Kusumo.
Beberapa perupa yang turut dalam acara itu antara lain Alberta Fitri, Anastasia Sri Hestuningsih, Anugerah Fadly, Arita Savritri, Chamit Arang, Yaya Maria, Rina Nikandaru, Ratrine Alysha, Rais Hermawan, Mawar Ati, Lidwina Riestanti, Gina Lubis, Dwi Setyani, Damiana Endah Prabawatio, Darmila Salam, Erry Fatmawati, Irma PR, Nursanti Modesta dan lain-lain.
Chamit Arang, penanggung jawab pameran mengatakan, pameran seni rupa kali ini untuk mengangkat kaum hawa dan memberi hormat dan bersyukur atas kecintaannya pada semesta.
Pameran itu juga dalam rangka memperingati Hari Ibu untuk mengucapkan terima kasih atas jasa ibu yang begitu istimewa bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Peringatan Hari Ibu bertujuan mendorong semua pemangku kepentingan dan masyarakat luas untuk memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai bidang pembangunan dan rasa wujud syukur kepada semesta dan Sang penciptanya.
“Kelompok Gores Warna ini mencoba berkarya yang terbuka, dialogis, dan konkret, akan menciptakan sebuah maha karya yang luar biasa dalam peringatan Hari Ibu dengan tajuk : Blessing of the earth,” ujar Chamit Arang, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Kurator Dr Drs Hadjar Pamadhi MA HONS mengatakan, tajuk pameran Restu Bumi (Blessing of the Earth) dapat dimaknai dari konteks kehidupan nyata, di mana manusia selalu menarik garis hidup dan kehidupan dari seorang ibu.
Ibu adalah sumber darah seorang anak. Darinya manusia selalu terikat oleh rasa dan nilai yang diberikan oleh seorang ibu.
“Ibu dalam konteks falsafah Jawa terdapat istilah ibu bumi lan bapa angkasa, menggambarkan pola kosmologi yang akhirnya menghasilkan tatakelola bumi,” bebernya.
Manusia bersama kehidupannya, dwmikian Hajar Pamadhi, menempati bumi, bahkan manusia dikatakan makhluk bumi. Bumi dalam konstelasi pengetahuan menyatu dengan angkasa yang juga sebagai satu kesatuan dalam jagad gedhe.
Bumi berada di dunia bawah yang dihuni oleh manusia. Manusia meminta hidup dari dunia, dan manusia berada pada dunia kecil.
Blessing of the Earth, lanjut Hadjar Pamadhi, adalah sebuah permohonan kepada alam sebagi ibu kehidupan diinterpretasi oleh seniman-seniman yang tergabung dalam kelompok Gores Warna tampil dalam berbagai visi dan misinya.
Karya seni adalah benda pajang biasa, namun sebenarnya mempunyai uraian kata-kata manis dari penciptanya. Ketika kata itu adalah bentuk atau rupa dan warna adalah nuansa rasa, maka karya seni sebagai wacana yang sangat pribadi.
Opening juga dimeriahkan dengan wayang Mega oleh Ki B’djo Ludiro feat Oka Swastika Mahendra, Dr. Memet Chairul Slamet, M.Sn. on Pan Flute, Poetry oleh Ana Ratri and Rina Nikandaru Cs accompanied oleh BFN music, Airketu Band Music (Bram, Revo, Farel), Poetry musicalisation dan Electone Music. Suhamdani