JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menunjukkan kecenderungan bakal berlangsung dua putaran. Hal itu yang tampak dalam survei terbaru Indikator Politik Indonesia.
Hal itu terjadi, lantaran sampai sejauh ini belum ada satu pun pasangan Capres/Cawapres yang memiliki elektabilitas lebih dari 50 persen.
Demikian yang diungkapkan oleh peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. Dia menyatakan, hasil surveinya berbeda dari hasil-hasil survei lain.
“Belum terjadi satu putaran seperti yang diklaim berbagai lembaga survei,” ucapnya dalam rilis temuan survei nasional yang disiarkan melalui YouTube, Sabtu (9/12/2023).
Perihal alasan Pilpres belum tampak akan dilaksanakan satu putaran, Burhanuddin mengatakan suara Prabowo-Gibran belum mencapai 50 persen plus satu.
“Undecided voter tinggal 5,8 %, kalau dibagi secara proporsional tidak lantas buat suara Prabowo unggul satu pataran,” ujarnya.
Dalam hasil survei itu, Pilpres kemungkinan besar akan berlangsung dua putaran dan Prabowo-Gibran akan lolos di putaran kedua. Kendati begitu, Burhanuddin mengatakan, satu putaran tidak mustahil akan terjadi.
“Tergantung perkembangan beberapa bulan ke depan sampai 14 Februari 2024,” ucapnya.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Survei memiliki toleransi kesalahan (margin of error–MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Survei itu dilaksanakan pada 23 November sampai 1 Desember 2023.
Dalam pertanyaan terbuka, Prabowo paling banyak disebut, 38.2%, disusul Ganjar 20.4%, dan Anies 19.1%. Nama lain disebut kurang dari 2%, dan sekitar 20.8% belum bisa menyebutkan nama capres yang akan dipilih. Prabowo menguat cukup besar, sementara Anies dan Ganjar stagnan.
Dalam simulasi 3 nama, Prabowo unggul signifikan (44.9%) dari Ganjar (24.7%) dan Anies (22.6%). Prabowo menguat cukup besar, sementara Anies stagnan dan Ganjar terus menurun. Dalam simulasi 3 pasangan, Prabowo-Gibran (45.8%) unggul dari Ganjar-Mahfud (25.6%) dan Anies-Muhaimin (22.8%)
Prabowo-Gibran unggul di sebagian besar basis pemilih, kecuali kelompok etnis Betawi dan Minang, nonmuslim, wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Bali, kelompok yang tidak puas atas kinerja Joko Widodo, dan basis Jokowi-Ma’ruf Amin pada 2019 dari kalangan PDIP.