BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Menjelang libur natal dan tahun baru (Nataru), jajaran Polres Boyolali aktif mengawasi kondisi jalan di seluruh wilayah. Baik jalan arteri maupun jalan tol.
Menurut Kapolres Boyolali AKBP Petrus P Silalahi, pelaksanaan Operasi Lilin menyambut Nataru dibutuhkan sinergi seluruh pihak terkait. Termasuk dengan TNI dan organisasi perangkat daerah (OPD) Boyolali.
Ini mengigat ada dua jalur yang akan digunakan masyarakat. Yakni jalan tol dan arteri. Meskipun panjang jalan tol di Boyolali hanya 8,41 km, namun sempat menjadi booming karena adanya laka lantas menonjol di jalan tol.
“Topografi jalan menurun dan menjadi titik lelah pengemudi,” katanya, Jumat (1/12/2023).
Dan terjadinya membuat laka lantas tersebut menjadi perhatian nasional. Dimana dalam kecelakaan pada 14 April lalu melibatkan delapan kendaraan dan mobil boks. Dalam kecelakaan itu menewaskan delapan orang.
“Kejadian tersebut sempat menjadi sorotan hingga nasional. Penyebab kecelakaan karena truk pengangkut besi mengalami rem blong dan menggasak kendaraan-kendaraan yang terparkir di bahu jalan tol,” katanya.
Pihaknya pernah mengundang ahli transportasi melakukan upaya penetrasi untuk menekan jumlah laka lantas. Ternyata tidak bisa dilakukan kalau tak melibatkan jajaran lain. Mengingat tol adalah milik pengelola jalan tol.
“Keterangan ahli, ini jalan tol termiskin di Indonesia, tidak ada rambu-rambu, penerangan jalan kurang, rest area kurang mumpuni. Lalu kebiasaan pengemudi yang membuat bahu jalan untuk istirahat,” katanya.
Kapolres juga menyoroti kondisi jalan arteri di Kota Susu. Menurutnya, jalan arteri Solo sampai Semarang termasuk terpanjang. Mulai dari Kecamatan Banyudono, yakni perbatasan dengan Karanganyar dan Sukoharjo hingga Kecamatan Gladagsari yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang.
“Topografinya sangat ekstrem dengan tanjakan dan turunan tajam. Ini perlu disikapi bersama untuk memberikan himbauan dan sosialisasi pengguna jalan,” tandasnya. Waskita