WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di dunia bisnis kerap terdengar istilah pedagang ngepruk, kalkulator rusak. Istilah ini menggambarkan pedagang yang mematok harga kemahalan.
Adalah ketika didapati kenyataan harga produk berkali lipat dibandingkan tarif normal. Lantas ungkapan pedagang ngepruk, kalkulator rusak disematkan atas aksi pedagang tersebut.
Nah, Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Wonogiri punya istilah tersendiri untuk menyebut ulah pedagang yang mematok harga kemahalan. Istilah itu adalah pukulan Mike Tyson.
Berkali Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Wonogiri menggunakan istilah pukulan Mike Tyson ini untuk mengingatkan pelaku usaha. Seperti saat sarasehan dengan pelaku UMKM baru baru ini.
Saat itu Bupati Wonogiri Joko Sutopo meminta pelaku UMKM Wonogiri tidak pasang tarif ala pukulan Mike Tyson kepada konsumen.
Artinya, jika pelaku UMKM memasarkan dagangan dengan pukul harga terlalu mahal akan merugikan konsumen maupun pedagang itu sendiri. Pasalnya pelanggan menjadi jera sehingga tidak mau bertemu pelaku UMKM lagi.
Di depan ratusan penerima manfaat bupati mencontohkan keprihatinan jika ada pedagang kecil di obwis Waduk Gajah Mungkur Wonogiri (WGM) yang pasang tarif ala petinju kelas berat.
“Misalnya, seorang pedagang nila goreng kok mematok harga Rp 70 ribu, kalau sampai pembeli itu kecewa dan memviralkan di sosmed, habislah kita,” kata Bupati Jekek.
Untuk itu, pihaknya mendorong upaya Diskoperindag-UMKM Wonogiri melakukan pelatihan dan sosialisasi sertifikat halal bagi pelaku UMKM yang ada.
Dalam acara yang juga dihadiri Wakil Bupati Setyo Sukarno, orang nomor satu di Wonogiri ini mengingatkan agar para pengusaha juga ikut program BPJS ketenagakerjaan bagi karyawannya.
Kadisperindag UMKM Pemkab Wonogiri Wahyu Widayanti melaporkan percepatan pembangunan industri dan daya saing di kabupaten ini masih banyak mengalami kendala.
Maka, tahun 2023 ini pihaknya memperoleh DAK Rp 813 juta lebih serta DAK non fisik PK2SIKM sebesar Rp 2 miliar guna membiayai sejumlah kegiatan seperti sertifikasi halal IKM, sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia) serta sertifikasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
“Hingga saat dinas kami sudah melakukan sertifikasi halal bagi 450 IKM, sertifikasi SNI ada 4 dan sertifikasi TKDN ada 51 IKM di Wonogiri,” jelas Wahyu Widayati. Aris Arianto