Beranda Umum Nasional Ponsel Butet Kartaredjasa Dilumpuhkan, Yenny Wahid: Berbahaya bagi Kehidupan Demokrasi

Ponsel Butet Kartaredjasa Dilumpuhkan, Yenny Wahid: Berbahaya bagi Kehidupan Demokrasi

Yenny Wahid saat ditemui di sela-sela pertemuan dengan para seniman di Yogyakarta, Jumat (13/10/2023) | tempo.co

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Pasca pertunjukan bermuatan satire politik di Taman Ismail Marzuki, Jakarta akses komunikasi telepon seluluer milik seniman, Butet Kartaredjasa diretas dan dilumpuhkan.

Mengenai kejadian tersebut, Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid mengatakan, jika hal itu benar terjadi, makan hal tersebut sangat berbahaya bagi kehidupan demokrasi.

Sebagaimana diketahui, dugaan yang berkembang, bahwa  pelumpuhan akses komunikasi Butet itu disinyalir masih berkaitan dengan dugaan intimidasi saat Raja Monolog asal Yogyakarta itu akan menggelar pentasnya pada 1 Desember 2023.

“Kalau memang benar kejadian itu upaya yang disengaja, maka hal itu sangat berbahaya bagi kehidupan demokrasi,” kata Yenny Wahid di Yogyakarta, Minggu (10/12/2023).

Sebagai seorang awam, putri mendiang Gus Dur itu melihat peretasan telepon seluler, di zaman kecanggihan teknologi yang butuh verifikasi akses serba ketat saat ini, bukan perkara gampang.

Baca Juga :  Semeru Diguyur Hujan Lebat, BMKG Minta Warga Menjauhi Sungai dan Area Longsor

“Yang memiliki kemampuan hacking atau meretas seperti itu biasanya kan bukan sembarang orang,” kata Yenny.

Meski demikian, Yenny juga mengatakan pemutusan akses komunikasi seseorang di era yang serba terbuka saat ini tidak akan terlalu banyak berpengaruh. “Karena masih ada banyak cara untuk berkomunikasi. Kalau ponsel atau WA (Whatsapp) di-hack, toh masih ada media sosial,” kata dia.

Yenny menambahkan, karena sampai saat ini belum diketahui pelaku pembajak tersebut, ia menyarankan Butet melapor ke aparat hukum.

“Di situ nanti kita akan lihat, apakah aparat akan akomodatif dan menindaklanjuti itu atau tidak,” ujar Yenny.

Pelaporan ke aparat penegak hukum itu, kata Yenny, juga akan membuat terang benderang persoalan yang terjadi. Sehingga tidak menimbulkan kecurigaan yang tak perlu.

Baca Juga :  Kerugian Negara di Kasus Chromebook Membengkak Jadi Rp 2,1 T, Kejagung Beberkan Rincian Baru

“Karena mungkin saat ini ada orang akan mengkait-kaitkan kejadian yang dialami Pak Butet itu,”  ujarnya.

www.tempo.co

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.