Beranda Daerah Boyolali Banjir Surut, Warga Ledok Desa Sawahan Ngemplak Boyolali Bersihkan Rumah, Ini yang...

Banjir Surut, Warga Ledok Desa Sawahan Ngemplak Boyolali Bersihkan Rumah, Ini yang Terparah Sejak 2009

Warga menjemur ijazah dan surat berharga yang yang basah terendam banjir. Istimewa

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Banjir menggenangi kawasan Dukuh Ledok, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, pada Kamis (11/1/2024) malam. Namun air surut pada Jumat (12/1/2024) dinihari. Banjir dipicu hujan deras disertai angin kencang.

Warga yang sebelumnya mengungsi, sudah kembali ke rumah. Pagi hari, warga pun mulai bersih- bersih rumahnya. Mereka menyemprotkan air untuk membersihkan sisa lumpur di lantai. Mereka juga mengeluarkan perabot untuk dijemur seperti kasur, karpet dan perabot lainnya.

Dampak paling parah dirasakan warga Perumahan Mirai Jati 3 di Dukuh Ledok. Selain letaknya paling bawah, pagar pengaman yang bersebelahan dengan Sungai Grenjeng pun ambrol. Akibatnya, luapan air langsung masuk perumahan.

“Kami tak menyangka terjadi banjir. Kami sedang santai, tiba- tiba air masuk begitu cepat. Kami tak sempat menyelamatkan barang- barang, semua basah terendam air,” kata Nares (37) salah satu warga Perumahan Mirai Jati 3.

Senada, Suparminingsih (44) tidak mengira banjir masuk hingga ke dalam rumah. Padahal, pondasi rumahnya sudah dibuat lebih tinggi dibandingkan jalan di depan rumahnya. Ketinggian air di rumah mencapai 50 cm.

“Biasanya, banjir hanya menggenangi jalan saja yang memang lebih rendah. Tapi ini air hingga masuk rumah. Banjir kali ini terparah sejak tahun 2009 lalu,” katanya.

Menurut Ketua Rt 03 Rw 07 Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Bambang Supriyanto, seluruh warga yang mengungsi sudah pulang ke rumah masing- masing. Mereka kemudian sibuk membersihkan endapan lumpur dan perabot rumah.

“Warga asli sini sudah tahu sering banjir, sehingga pondasi rumah dibuat lebih tinggi dibandingkan jalan,” katanya.

Terpisah, Kepala Pelaksanan (Kalak) BPBD Boyolali, Suratno juga membenarkan bahwa warga yang mengungsi sudah pulang ke rumah masing- masing. Tercatat ada 44 warga mengungsi ke gedung pertemuan setempat dan 129 lainnya mengungsi ke rumah kerabatnya.

“Sebanyak 29 orang lainnya memilih bertahan di rumah sembari menjaga keamanan rumah,” katanya.

Dijelaskan, pihaknya sebenarnya sudah pernah melakukan normalisasi sungai Grenjeng di Dukuh Sadon, Kecamatan Ngemplak. Jaraknya 1,5 km dari Dukuh Ledok ke arah hulu. Namun, masih terjadi luapan air karena tingginya endapan lumpur.

“Kalau tidak ada normalisasi, banjir diperkirakan bakal lebih parah,” katanya.

Pihaknya juga memberikan perhatian terhadap sedimentasi sungai sehingga air mudah meluap ke pemukiman penduduk. Juga banyaknya rumpun bambu di sepanjang aliran Sungai Grenjeng yang melintas di Desa Sawahan tersebut. Waskita