BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali terus mendorong masyarakat untuk memilah sampah. Hal itu bertujuan mengurangi volume sampah yang masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong, Boyolali Kota.
“Ya, kami memang terus mendorong masyarakat untuk memilah dan daur ulang sampah,” ujar Kepala DLH Boyolali, Suraji, Rabu (10/1/2024).
Dicontohkan, saat perayaan Natal lalu, ada hanya ada sekitar 5,4 kg dari GKI Boyolali. Timbulan sampah itu juga dipilah dan paling banyak untuk sampah daur ulang sebagai bahan baku sebanyak 4,9 kg.
“Sehingga residu yang masuk TPA Winong sangat minim, yakni 0,10 kg saja,” katanya.
Namun demikian, lanjut dia, jumlah sampah total yang dihasilkan selama libur natal dan tahun baru (Nataru) mencapai 13,7 ton. Timbulan sampah tersebut didominasi dari tempat wisata yang mencapai 11,2 ton.
Dari jumlah tersebut, sampah daur sebagai bahan baku mencapai 124,9 kilogram, lalu sampah organik atau sisa makanan yang kami olah untuk makan maggot mencapai 80,4 kilogram. Sisanya, sekitar 11 ton diangkut ke TPA Winong.
Sedangkan pada malam pergantian tahun baru, jumlah timbulan sampah mencapai 2,5 ton. Timbulan sampah berasal dari sejumlah fasilitas umum (Fasum) yang merayakan malam pergantian tahun. Seperti Alun-alun Kidul dan Lor, lalu Tugu Susu Tumpah dan lainnya.
“Paling banyak timbulan sampah dari tempat wisata. Jumlahnya mencapai 11,2 ton,” katanya.
Timbulan sampah itu berasal dari sejumlah tempat wisata. Seperti wisata air Tlatar Boyolali Kota, Pengging Banyudono, Chimory Cheese Park Cepogo, Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB) dan lainnya.
“Dari 11,2 ton timbulan sampah, yang bisa dikelola hanya 200 kg,” terangnya.
Ditambahkan, upaya menekan sampah masuk TPA sudah dilakukan dengan langsung dipilah di tempat. “Biasanya yang paling laku seperti botol air mineral dan kardus. Serta yang berupa sisa makanan, untuk pakan maggot atau ternak masih sedikit, sekitar 7 persen,” tandasnya. Waskita